NIAT adalah “motif dasar” yang menggerakkan atau mendorong suatu perbuatan atau tindakan. Jadi, niat itu tidak verbal dan tidak nyata. Yang nyata itu perbuatan atau tindakan. Niat itu tersembunyi dan rahasia, hanya diketahui oleh orang yang bersangkutan dan Tuhan secara eksklusif.
-------
PEDOMAN KARYA
Sabtu,
27 Mei 2017
SURAT PEMBACA:
Puasa dan Niat
“Innamal a'malu bin niat”. Sesungguhnya
amalan, perbuatan, atau tindakan nilainya bergantung pada (ditentukan oleh)
niatnya.
Niat adalah “motif dasar” yang
menggerakkan atau mendorong suatu perbuatan atau tindakan. Jadi, niat itu tidak
verbal dan tidak nyata. Yang nyata itu perbuatan atau tindakan. Niat itu
tersembunyi dan rahasia, hanya diketahui oleh orang yang bersangkutan dan
Tuhan secara eksklusif.
Sungguh, Ya Tuhan, Engkau Maha Bijaksana
dan Pemurah, karena yang amat bernilai di Haribaan-Mu adalah niat, bukan semata
hasil.
Tapi, ada niat baik dan ada niat buruk. Lalu,
bagaimana kalau berniat baik, namun tindakan atau perbuatannya bertentangan dengan
ajaran agama, norma sosial atau hukum. Atau juga, niatnya buruk, namun tampak
perbuatan atau tindakannya baik, mulia atau heroik?
Di situlah peran penting “akal sehat”
dalam menyelaraskan atau menyesuaikan antara niat dan perbuatan.
Itulah juga sebab, mengapa kita dilarang
untuk cepat memvonis, atau menghakimi (judging) suatu tindakan atau
perbuatan, baik itu vonis buruk dan kafir, maupun buru-buru memberi cap mulia.
Kita dianjurkan untuk bertabayyun lebih dahulu. Verifikasi atau cek dan recheck.
Di sinilah, posisi sentral dan penting puasa
di bulan Ramadhan, karena “Niat baik dan akal sehat harus terus diasah” dan
ditempa. Dan karena kebaikan dan kebenaran harus diulang-ulang. Selamat
Berpuasa!
Makassar,
Sabtu, 01 Ramadhan 1438 Hijriyah (27 Mei 2017 Masehi)
H Ni'matullah
(Ketua
Partai Demokrat Sulsel)