RAPAT KOORDINASI. Panitia pusat dan panitia lokal Pelatihan Jurnalistik Daring dan Pengelolaan Database Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mengadakan rapat koordinasi, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah (Pusdam) Parepare, Selasa, 25 Juli 2017. (ist)
---------
Rabu,
26 Juli 2017
Muhammadiyah Deklarasikan
Gerakan Jurnalistik Daring Sehat
PAREPARE,
(PEDOMAN KARYA). Para
pewarta berita-berita dari kalangan internal Muhammadiyah akan mendeklarasikan Gerakan
Jurnalistik Daring Sehat (Daring adalah singkatan dari Dalam Jaringan, yang sudah
masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai pengganti kata Internet).
Deklarasi Jurnalistik Daring Sehat akan
dilakukan pada akhir pelaksanaan Pelatihan Jurnalistik Daring dan Pengelolaan
Database Nasional, yang diadakan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, di Kampus
Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), Jumat–Ahad, 28–30 Juli 2017.
“Deklarasi ini merupakan tindak lanjut atas
keresahan Muhammadiyah yang melihat perkembangan dan fenomena munculnya praktik
jurnalistik daring yang mengabaikan etika dan tata krama kesopanan,” kata penggagas
deklarasi, Laode Arwah Rahman dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Parepare,
kepada wartawan di Parepare, Rabu, 26 Juli 2017.
Dewasa ini, katanya, banyak sekali
berita yang beredar di dunia yang bermuatan hasutan serta cenderung menyebar
kebencian, bahkan fitnah di tengah masyarakat.
“Karena itulah, Muhammadiyah perlu
mendeklarasikan diri untuk menolak serta melawan segala praktik jurnalistik
yang mengabaikan etika, norma kesopanan, serta dengan sengaja melakukan framing,
konstruksi fakta yang ditujukan untuk kepentingan kelompok/golongan tertentu,
yang menyebarkan kebencian ke sesama masyarakat dan pemerintah dengan berita
palsu (hoax, red),” papar Laode.
Ketua Majelis Pustaka dan Informasi
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan (MPI PWM Sulsel), Hadisaputra, menyatakan
menyambut baik rencana deklarasi tersebut.
“Muhammadiyah memang telah lama resah
atas maraknya beredar berita palsu yang berkonten kebencian dan yang berpotensi
merusak persatuan bangsa dan membodohi masyarakat,” kata Hadi, sapaan akrab
Hadisaputra.
Muhammadiyah, lanjutnya, harus terus-menerus
menggalakkan dakwah alternatif yang progresif dengan memanfaatkan teknologi informasi,
salah satunya dengan pemanfaatan portal-portal berita milik persyarikatan atau
yang dikelola oleh kader Muhammadiyah.
“Pelatihan Jurnalistik yang diadakan
oleh PP Muhammadiyah di Parepare, merupakan momentum yang tepat untuk
mendeklarasikan gerakan ini, karena di sana akan berkumpul para pegiat jurnalistik
dari kader-kader dan pengurus Muhammadiyah se-kawasan timur Indonesia,” tutur
Hadi. (as)