PELATIHAN. Sejumlah ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kelompok Usaha Rumah Tangga “Kue Kacang Tumbuk” mengikuti pelatihan manajemen usaha dan penyusunan laporan keuangan, di Aula Masjid Desa Tombolo, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng, Kamis, 13 Juli 2017.
----------
Sabtu,
15 Juli 2017
Penjual Kue
Kacang Tumbuk Belajar Manajemen & Keuangan
BANTAENG,
(PEDOMAN KARYA). Sejumlah
ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kelompok Usaha Rumah Tangga “Kue Kacang
Tumbuk” di Desa Tombolo, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng, mendapat
pelajaran tambahan dalam mengelola usahanya.
Oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian
pada Masyarakat (LPPM) Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, mereka diikutkan pelatihan
manajemen usaha dan penyusunan laporan keuangan, di Aula Masjid Desa Tombolo,
Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng, Kamis, 13 Juli 2017.
Ketua pelaksana program IbM tersebut, Dr
Firman Menne M.Si menuturkan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan
peningkatan kualitas kinerja mitra, dalam hal ini kelompok rumah tangga dan
pengembangan usaha kue tradisional.
“Peningkatan yang dimaksudkan adalah
peningkatan volume penjualan dan laba mitra, manajemen pemasaran yang lebih
terarah dan lebih luas, penatakelolaan laporan keuangan yang sesuai standar,
serta peningkatan kesejahteraan anggota kelompok mitra,” tutur Firman Menne.
Dosen Fakultas Ekonomi Unibos mengatakan,
usaha kelompok masyarakat seperti itu pernah dan kerap mengalami berbagai
kendala.
“Seperti volume produksi yang terbatas
disebabkan minimnya perangkat teknologi, pangsa pasar yang kecil, belum adanya
pengukuran kinerja keuangan yang baik, sehingga diharapkan dengan adanya
kegiatan ini dapat memberikan sentuhan perangkat teknologi tepat guna yang
dapat digunakan oleh mitra untuk melakukan dan meningkatkan produksi,” kata
Firman.
Selain itu, katanya, pranata keuangan
mitra dapat didesain dengan hadirnya laporan keuangan yang sesuai standar untuk
kepentingan pelaporan dan keberlanjutan organisasi, serta mengatasi masalah
pengelolaan keuangan tradisional selama ini yang tidak memisahkan antara
keuangan pribadi dan keuangan lembaga.
Dalam kesempatan ini, berbagai kegiatan
transfer Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni) yang dilakukan oleh
pelaksana program juga dilakukan, seperti pelatihan manajemen usaha, yakni
pelatihan yang dimaksudkan untuk memberikan penguatan kepada mitra dalam
melakukan usahanya terutama dari sisi manajerial, serta menambah wawasan mitra
untuk bekerja secara profesional.
Ada juga pelatihan penggunaan peralatan
teknologi tepat guna untuk membantu mitra dalam melakukan proses produksi
terutama dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi.
“Pelatihan manajemen keuangan untuk
memberikan pemahaman tentang pentingnya memisahkan harta pribadi dari harta
kelompok mitra, dan pelatihan penyusunan laporan keuangan,” papar Firman. (ima)