“Eh, Pak Bupati sekarang tidak ada di kantor kah?” tanya Daeng Nappa’.
“Adaji kayaknya. Itu mobil dinasnya adaji parkir,” kata Daeng Tompo’ sambil menunjuk ke arah mobil dinas bupati.
“Kenapa tidak shalat berjamaahki,” tanya Daeng Nappa’.
-------
PEDOMAN
KARYA
Jumat,
18 Agustus 2017
Obrolan Daeng
Tompo' dan Daeng Nappa' (7):
Kagumka’ Sama Bupati-ta’
“Dari manaki' ini, kenapa adaki' di sini
shalat?” tanya Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ seusai shalat lohor di masjid
kantor bupati.
“Mauka' keluar kota, tapi karena masukmi
waktu shalat, jadi singgahka’,” jelas Daeng Nappa’.
“Oh,” tukas Daeng Tompo’.
“Kagumka’ sama bupati-ta’. Banyak sekali
saya liat perubahan dan pembangunan selama beliau jadi bupati,” kata Daeng
Nappa’.
“Ya, banyak memang yang beliau lakukan,
tapi banyak juga pegawai dan masyarakat yang kurang simpati,” kata Daeng Tompo’.
“Kenapa bisa?” tanya Daeng Nappa’.
“Orangji bilang ini, nabilang sombongi
bedeng, tapi tidakji tawwa. Pak Bupati itu orang baik,” kata Daeng Tompo’.
“Eh, Pak Bupati sekarang tidak ada di
kantor kah?” tanya Daeng Nappa’.
“Adaji kayaknya. Itu mobil dinasnya
adaji parkir,” kata Daeng Tompo’ sambil menunjuk ke arah mobil dinas bupati.
“Kenapa tidak shalat berjamaahki,” tanya
Daeng Nappa’.
“Itu juga kekurangannya beliau. Saya ini
jamaah tetap, bahkan saya sering adzan, tapi belum pernah saya liat beliau
shalat berjamaah di masjid ini,” ungkap Daeng Tompo’.
“Oh, sayangnya itu di’. Jalanma’ dulu
padeng nah, assalamu alaikum,” kata Daeng Nappa’ sambil melambai dan berjalan ke
tempat parkir. (asnawin)
Rabu, 16 Agustus 2017
-------
Obrolan berikutnya: Untuk Apa Pesta Mahal?
Obrolan sebelumnya: Hebat Sekali Kuliat Boss-ta'