“Minggu lalu pulang kampungka’. Pagi-pagi waktu minum kopi di rumah mertua, tiba-tiba datangi saudara laki-lakina mertua perempuanku. Bercahaya sekali kuliat muka'na. Jarang-jarang kurasa dia datang pagi-pagi, naik motor sendiri lagi, padahal umurna lebihmi 70 tahun,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ seusai shalat subuh di masjid. (Foto: Asnawin)
--------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 23 Agustus 2017
Obrolan Daeng
Tompo' dan Daeng Nappa' (12):
Kayak Pamitki
Kodong Sama Ade'na
“Minggu lalu pulang kampungka’.
Pagi-pagi waktu minum kopi di rumah mertua, tiba-tiba datangi saudara
laki-lakina mertua perempuanku. Bercahaya sekali kuliat muka'na. Jarang-jarang
kurasa dia datang pagi-pagi, naik motor sendiri lagi, padahal umurna lebihmi 70
tahun,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ seusai shalat subuh di masjid.
“Terus,” tanya Daeng Tompo’.
“Kutanya’ji waktu itu, bilang dua orang
mamiki’ bersaudara yang hidup di’? Tersenyumji, baru naliat teruski ade’na. Dia
pensiunan kepala sekolah SD, mertuaku juga pensiunan kepala sekolah SD,” papar
Daeng Nappa’.
“Terus,” tukas Daeng Tompo’.
“Dua hari lalu dikasi’masuki rumah sakit,
karena keraski lagi penyakit gulana. Tadi malam meninggalmi kodong,” ungkap
Daeng Nappa'.
“Inna lillahi wainna ilaihi rajiun.
Berarti minggu lalu itu kunjungan terakhirna ke rumah mertuata’,” kata Daeng
Tompo’.
“Iye', kayak pamitki kodong sama ade’na,
tapi tidak secara langsung,” kata Daeng Nappa'. (asnawin)
Senin, 21 Agustus 2017
-----
Obrolan berikutnya: Kita Hidup di Negeri Pancasalah
Obrolan sebelumnya: Jadi Pejabat Belum Tentu Enak