KECEWA. Ketua Pengkab PTMSI Bulukumba, Serma TNI AD (purn) Muhammad Natsir (kanan) foto bersama Sekum PTMSI Sulsel Andi Akbar, di sela-sela pertandingan Babak Kualifikasi Porda XVI Sulsel Cabang Tenis Meja, di Gedung Serbaguna Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, Sabtu, 26 Agustus 2017. (Foto: Asnawin)
Ketua PTMSI Bulukumba Kecewa
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Ketua
Pengurus Kabupaten Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (Pengkab PTMSI)
Bulukumba, Serma TNI AD (purn) Muhammad Natsir, mengaku kecewa atas
ketidakhadiran petenismeja beregu putra Bulukumba pada Babak Kualifikasi Porda
XVI Sulsel Cabang Tenis Meja, di Gedung Serbaguna Kantor Dinas Kesehatan
Provinsi Sulsel, 24-26 Agustus 2017.
“Saya benar-benar kecewa karena beregu
putra Bulukumba sebenarnya sangat besar peluangnya lolos dan meraih medali pada
Porda Sulsel di Pinrang tahun depan,” kata Muhammad Natsir, dalam
bincang-bincang dengan beberapa pengurus dan wartawan di arena pertandingan pra-Porda
Tenis Meja di Makassar, Sabtu, 26 Agustus 2017.
Petenismeja beregu putra Bulukumba batal
mengikuti Pra-Porda, katanya, karena salah seorang pemain, atas nama Muhammad Fadil,
tidak diizinkan oleh orangtuanya (Muhammad Jafar) untuk ikut pra-Porda mewakili
Bulukumba. Dua pemain lainnya yang dipersiapkan yaitu Ikcanul Chaer dan Nursam.
“Empat tahun lebih kami bina, tapi
akhirnya batal bermain karena orangtuanya tidak mengizinkan. Pemain beregu
minimal tiga orang, karena dalam pertandingan beregu dipertandingkan tiga
tunggal. Jadi kalau hanya dua pemain, tidak bisa ikut dan itulah yang terjadi pada
PTMSI Bulukumba,” ungkap Natsir.
Petenismeja beregu putra Bulukumba, kata
pria kelahiran Pangkep, 11 Mei 1960, sudah dipersiapkan sejak empat tahun lalu
dan sangat berpeluang meraih medali pada Porda Sulsel di Pinrang.
Selama persiapan menuju Porda, tepatnya
sejak 2013-2016, seluruh biaya latihan dan juga pernah mengikuti kejuaraan
terbuka di Kampus Unhas Makassar, ditanggung secara pribadi oleh Muhammad
Natsir, dan pelatih tenis meja Bulukumba yang juga Sekum PTMSI Bulukumba, Irfan
Natsir.
“Kami menggunakan uang pribadi sejak
tahun 1991 untuk pembinaan pemain dan untuk mengikuti berbagai kejuaraan. Tidak
ada bantuan dana dari Pemkab Bulukumba maupun dari KONI Bulukumba. Barulah pada
tahun 2017, kami mendapatkan bantuan dana tahap pertama sebesar Rp13 juta, dan
pada tahap kedua Rp7.620.000,” papar purnawirawan TNI AD yang terakhir bertugas
di Unit Intel Kodim 1411/Bulukumba.
Dana tahap pertama sebesar Rp13 juta,
katanya, hanya cukup untuk membeli alat permainan berupa baet seharga Rp1,5
jutaan per buah sebanyak lima buah dan 50 dos (satu dos berisi enam bola) bola
seharga Rp55.000 per dos.
“Selebihnya, termasuk dana tahap kedua
kami gunakan untuk pembinaan. Kami memperoleh bantuan dana dari Dispora
Bulukumba untuk mengikuti Pra-Porda Sulsel di Makassar. Untuk itu, kami
berterima-kasih kepada Pemkab Bulukumba, Ketua KONI Bulukumba, dan Kadispora
Bulukumba atas perhatian dan bantuannya demi pengembangan olahraga tenis meja
di Bulukumba,” tutur Natsir. (win)