TUKANG BENTOR. Namanya Daeng Narang. Pekerjaan tukang bentor. Pendapatannya sehari tidak menentu, tergantung keadaan. Meskipun demikian, ia tetap tegar dengan mengatakan: “Tena'kkullei tawwa akkunrare (kita tidak boleh mengeluh).” Sungguh pelajaran yang sangat bermakna dari seorang tukang bentor. (Foto: Asnawin)
--------
PEDOMAN KARYA
Kamis,
17 Agustus 2017
SURAT PEMBACA:
Kita Tidak Boleh
Mengeluh
Sambil menunggu teman, saya ngobrol-ngobrol
sengan seorang tukang bentor, di depan pintu gerbang RS Bhayangkara, Makassar, Kamis
siang, 17 Agustus 2017.
Saya ngobrol-ngobrol dengan Daeng
Narang. Usianya 32 tahun dan berasal dari Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto.
Dia sudah punya satu orang anak berusia dua tahun.
Ia mengaku pendapatannya sehari tidak
menentu, tergantung keadaan. Sampai pukul 14.00 Wita saat kami ngobrol-ngobrol,
Daeng Narang mengaku baru mendapat pemasukan sebesar Rp20 ribu.
Meskipun demikian, ia tetap tegar, dan
saya terhenyak ketika ia mengatakan: “Tena'kkullei tawwa akkunrare (kita tidak
boleh mengeluh).”
Sungguh pelajaran yang sangat bermakna
dari seorang tukang bentor. (asnawin)