“Waktu mauka' pulang, nakasika amplop tebal. Ternyata isina lima juta. Ini ambilmaki juga satu juta,” kata Daeng Tompo' sambil menyodorkan amplop kepada Daeng Nappa'.
------------
PEDOMAN
KARYA
Selasa,
15 Agustus 2017
Obrolan Daeng Tompo' dan Daeng Nappa' (5):
Malu-maluku' Kurasa
“Bagaimana perjalanan dinasta' kemarin
di Jakarta?” tanya Daeng Nappa'.
“Ketemuka Daeng Kulle. Itu teman
sekolahta' dan teman main kelerengta' dulu. Malu-maluku' kurasa,” jawab Daeng
Tompo'.
“Kenapaki malu-malu?” tanya Daeng
Nappa'.
“Singgahka shalat lohor di sebuah
mesjid. Waktuku mau wudhu, ada kuliat orang ma'pel lantai. Sekalina
kuperhatikangi, ternyata Daeng Kulle. Jadi langsung kupanggil, baru
berpelukanga'. Deh, ada 30 tahun baru ketemu lagi,” kata Daeng Tompo'.
“Terus,” tukas Daeng Nappa'.
“Jadi langsung kutanya, bilang apa
kerjata' di Jakarta. Dia bilang, yah begini-baginiji. Terus dia juga tanya'ka',
saya bilang perjalanan dinaska'. Saya kasian liatki, kukirai kerjanya penjaga
mesjid, karena penampilanna sederhana sekali,” tutur Daeng Tompo'.
“Terus,” tukas Daeng Nappa' lagi.
“Waktuna shalat, sudahmi ganti baju. Berubah
sekalimi penampilanna. Pakai gamis putih, celana hitam, dan songkok putih. Dia
lagi imam. Sudah shalat, na'ajakka' makan siang di restoran dekat mesjid.
Heranku liatki, semua pelayan hormat-hormat sama Daeng Kulle. Ternyata dia yang
punya restoran,” tutur Daeng Tompo'.
“Terus,” tukas Daeng Nappa' lagi.
“Sudah makan na'ajakka' lagi ke kantorna
di samping restoran. Deh, kantorna empat lantai. Ruang kerjana full AC,
dinginna kurasa, sampai-sampai kumintaki sama Daeng Kulle supaya nakurangi dinginna,”
kata Daeng Tompo'.
“Terus,” tukas Daeng Nappa makin
penasaran.
“Waktu mauka' pulang, nakasika amplop
tebal. Ternyata isina lima juta. Ini ambilmaki juga satu juta,” kata Daeng
Tompo' sambil menyodorkan amplop kepada Daeng Nappa'. (asnawin)
Ahad,
13 Agustus 2017
-----
Obrolan berikutnya: Hebat Sekali Kuliat Boss-ta'
Obrolan sebelumnya: Nikmati Hidup Ini Kawan
Obrolan hari ini satu tahun lalu
BalasHapus