Meskipun seumur dan berteman sejak bocah hingga dewasa, penampilan wajah Daeng Tompo' tampak lebih tua dan lebih banyak kerutannya dibanding wajah Daeng Nappa'.
“Tabe', mauka' tanyakki' ini kawan, tapi janganki tersinggung nah,” kata Daeng Nappa' sambil tersenyum.
“Kita' itu sembarang tong. Apa mau kitanyakanga',” kata Daeng Tompo’.
---------
PEDOMAN KARYA
Obrolan Daeng Tompo' dan Daeng Nappa' (4):
Nikmati Hidup Ini Kawan
Sabtu, 12 Agustus 2017
Obrolan Daeng Tompo' dan Daeng Nappa' (4):
Nikmati Hidup Ini Kawan
Meskipun seumur dan berteman sejak bocah hingga dewasa, penampilan wajah Daeng Tompo' tampak lebih tua dan lebih banyak kerutannya dibanding wajah Daeng Nappa'.
“Tabe', mauka' tanyakki' ini kawan, tapi janganki tersinggung nah,” kata Daeng Nappa' sambil tersenyum.
“Kita' itu sembarang tong. Apa mau kitanyakanga',” kata Daeng Tompo’.
“Kenapa itu kuliat lebih tuaki dari umurta'. Lebih banyak kerutan di wajahta' dan juga banyakmi rambut putihta'?” tanya Daeng Nappa'.
“Begitutosseng barangkali dallekku'. Dapat isteri koro-koroang. Tambah tua tambah sering marah. Biar masalah sepele, marahtongji,” ungkap Daeng Tompo'.
“Tapi tetapmaki nikmati hidup ini kawan,” kata Daeng Nappa' sambil tersenyum.
“Kalau kita', apa resepta belah, sampe awet-mudaki diliat?” tanya Daeng Tompo'.
“Resepna, nikmati hidup ini kawan, jangan mau susah,” kata Daeng Nappa' sambil membuka topinya.
“Eh, kenapai itu kepalata', kayak benjolki?” tanya Daeng Tompo'.
“Tadi waktu mauka keluar, marah-marahki iparta' di rumah. Cemburuki. Nakirai ada selingkuhanku'. Saking marahna, sampai-sampai nalemparika' pake asbak. Inimi benjolki kepalaku,” ungkap Daeng Nappa' sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
------
Obrolan berikutnya: Malu-maluku' Kurasa
Obrolan sebelumnya: Kasi'tauki Semua Orang