“Kemarin sore ke rumahnyaka’ Daeng Basri yang Ketua RW di kompleks sebelah. Saya tanyaki, bilang tidak qurbanki’ tahun ini kah? Dia bilang, baa qurbanja’ tapi atas nama isteriku’,” ungkap Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat duduk-duduk sambil ngopi pagi di teras rumah Daeng Nappa’.
“Terus,” tukas Daeng Tompo’ sambil makan pisang goreng hangat yang disajikan isteri Daeng Nappa’. (Foto: Asnawin)
--------
PEDOMAN
KARYA
Ahad,
01 Oktober 2017
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (24):
Begitu
yang Saya Tau'
“Kemarin sore ke
rumahnyaka’ Daeng Basri yang Ketua RW di kompleks sebelah. Saya tanyaki, bilang
tidak qurbanki’ tahun ini kah? Dia bilang, baa qurbanja’ tapi atas nama isteriku’,”
ungkap Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat duduk-duduk sambil ngopi pagi di teras
rumah Daeng Nappa’.
“Terus,” tukas
Daeng Tompo’ sambil makan pisang goreng hangat yang disajikan isteri Daeng
Nappa’.
“Jadi kutanyaki,
bilang sudahmi dipotong qurbanta’? Dia bilang belum. Jadi kutanyaki lagi,
kenapa padeng sudahmaki cukur kumis, janggut, dan cambang? Dia bilang, setiap
hariji memang kucukur, kan bukanji atas nama saya yang qurban,” tutur Daeng
Nappa’.
“Terus,” tukas
Daeng Tompo’ sambil menyeruput kopinya yang masih hangat.
“Jadi saya
bilangmi sama Daeng Basri, bahwa yang qurban itu sebaiknya atas nama suami
sebagai kepala keluarga, jadi mewakilimi isteri dan anak-anaknya, tidak perlu
bilang tahun ini atas nama suami, tahun depan atas nama isteri, tahun depannya
lagi atas nama anak pertama dan seterusnya,” papar Daeng Nappa’.
“Terus,” tanya
Daeng Tompo’ sambil tetap makan pisang goreng.
“Saya bilang
lagi, karena bapak sedang berqurban, maka disunnahkan tidak memotong rambut,
termasuk kumis, janggut dan cambang, serta tidak memotong kuku, mulai tanggal
satu Dzukhijjah sampai hewan qurban kita dipotong,” tutur Daeng Nappa’.
“Terus,” tanya
Daeng Tompo’ sambil mengambil pisang goreng terakhir yang tersisa di piring.
“Daeng Basri
bilang, oh begitukah? Saya bilang begitu yang saya tau,” kata Daeng Nappa’
sambil mengambil cangkir kopinya di dekat piring yang sudah habis pisang
gorengnya.
Sabtu, 02 September 2017
@Obrolan 23:
http://www.pedomankarya.co.id/2017/09/yang-tidak-puasa-akhirnya-toleransi.html