“Acara apa kemarin kita’ hadiri di Balaikota?” tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.
“Pelantikan pejabat. Kebetulan ketemuka juga teman lama, seniorku dulu di kampus. Dia pamong senior, berprestasi, dan berpengalaman, tapi sekarang non-job ki,” ungkap Daeng Tompo’.
“Kenapa bisa?” sergah Daeng Nappa’. (Foto: Asnawin)
-----------
PEDOMAN
KARYA
Ahad,
10 September 2017
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (17):
Jangan Biasakan
Diri Tidak Bahagia
“Acara apa kemarin kita’ hadiri di
Balaikota?” tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras
rumah Daeng Tompo’.
“Pelantikan pejabat. Kebetulan ketemuka
juga teman lama, seniorku dulu di kampus. Dia pamong senior, berprestasi, dan
berpengalaman, tapi sekarang non-job ki,” ungkap Daeng Tompo’.
“Kenapa bisa?” sergah Daeng Nappa’.
“Satuji masalahnya. Dia tidak ikut
lelang jabatan. Dia bilang, kalau saya ikut lelang jabatan, berarti saya
memburu jabatan. Saya tidak mau begitu. Dia bilang, saya ini pamong senior dan
sudah banyak jabatan yang saya pegang, pimpinan pasti tahu kapasitas dan
kompetensi saya,” tutur Daeng Tompo’ menirukan ucapan temannya.
“Sayangna itu di’?” ujar Daeng Nappa’.
“Dia bilang, di pemerintahan daerah itu
banyak pejabat yang ditempatkan bukan pada bidang keahliannya, banyak pejabat
yang dilanggar kewenangannya oleh atasan, dan banyak pamong potensial yang
tidak diberi jabatan apa-apa,” tutur Daeng Tompo’.
“Kacauna itu di’?” tukas Daeng Nappa’.
“Jadi saya tanyaki, bilang bagaimanami
itu kita’? Dia bilang santai saja saudara, kita bekerja bersungguh-sungguh
saja, biarlah Allah yang menilai, dan jangan biasakan diri tidak bahagia,”
tutur Daeng Tompo’. (asnawin)
Sabtu,
26 Agustus 2017
------------
Obrolan berikutnya: Rezeki Itu Sudah Diatur oleh Allah
Obrolan sebelumnya: Mahalnya Itu Biaya Takziyah Di’?