“Satu tahun itu kan dua belas bulan. Kalau menabungki mulai bulan Muharram tahun ini Rp150 ribu per bulan, berarti pada bulan Dzulhijjah tahun depan terkumpulmi Rp1,8 juta uangta’, cukupmi itu untuk qurban,” urai Daeng Tompo’.
“Betul sekalimi itu, apalagi kalau adaji yang bisa disisihkan dari pendapatanta’ per bulan,” kata Daeng Nappa’. (Foto: Asnawin)
-------
PEDOMAN
KARYA
Ahad, 01 Oktober 2017
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (22):
Tidak Ikutki’
Qurban Tahun Ini?
“Kenapa tidak ikutki’ qurban tahun ini?”
tanya Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat
subuh.
“Mauja’ juga sebenarna, tapi belum
bisaka’ tahun ini belah,” kata Daeng Nappa’.
“Satu tahun itu kan dua belas bulan.
Kalau menabungki mulai bulan Muharram tahun ini Rp150 ribu per bulan, berarti
pada bulan Dzulhijjah tahun depan terkumpulmi Rp1,8 juta uangta’, cukupmi itu
untuk qurban,” urai Daeng Tompo’.
“Betul sekalimi itu, apalagi kalau adaji
yang bisa disisihkan dari pendapatanta’ per bulan,” kata Daeng Nappa’.
“Jadi kita’ bagaimana?” tanya Daeng
Tompo’.
“Saya ini pendapatan tetapku per bulan
sebagai tenaga honorer satu setengah juta ji, baru kemenakanta’ di rumah lima
orang, sekolah semua lagi,” ungkap Daeng Nappa’.
“Masya Allah,” tukas Daeng Tompo’.
“Kalau kita’ qurbanki?” tanya Daeng
Nappa’.
“Tidak juga belah,” kata Daeng Tompo’. (asnawin)
Rabu,
30 Agustus 2017
--------
Obrolan berikutnya: Yang Tidak Puasa Akhirnya Toleransi
Obrolan sebelumnya: Gayanaji Itu Pak Wali