“Banyakmi teman yang bilang Daeng Situju itu pajanji-janji. Kalau ada yang datang minta tolong, nabilang iye’, baa, tunggumi. Nampa tenaja,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh di masjid.
“Begitu memang barangkali pejabatka, anggota dewan, dan orang-orang kayayya sekarang. Gampang berjanji, gampang juga mengelak,” kata Daeng Tompo’.
--------
PEDOMAN KARYA
--------
PEDOMAN KARYA
Kamis,
12 Oktober 2017
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (32):
Syukurmako
Karena Kujanjimako
“Banyakmi teman
yang bilang Daeng Situju itu pajanji-janji. Kalau ada yang datang minta tolong,
nabilang iye’, baa, tunggumi. Nampa tenaja,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng
Tompo’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh di masjid.
“Begitu memang
barangkali pejabatka, anggota dewan, dan orang-orang kayayya sekarang. Gampang
berjanji, gampang juga mengelak,” kata Daeng Tompo’.
“Biasa
berharaptongmaki’, ternyata tidak adaji,” kata Daeng Nappa’.
“Pengikutna
semua itu Pak Patompo’, mantan Walikota Makassar,” kata Daeng Tompo’.
“Bagaimanakah itu
Pak Patompo?” tanya Daeng Nappa’.
“Ada itu
kata-katana Pak Patompo’ yang selalu jadi bahan lelucon. Pak Patompo’ konon
sering bilang syukurmako itu karena kujanjimako,” kata Daeng Tompo’ sambil
tartawa.
“Tapi tidak
begituji Daeng Tompo’ to?” tanya Daeng Nappa’ lalu ketawa lebih besar.
“Tidakji bos,
karena saya bukanja’ walikota, bukanja’ anggota dewan, bukanja’ pejabat,
bukanja’ pengusaha," ujar Daeng Tompo' lalu keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Makassar, Sabtu, 09 September 2017
--------
@Obrolan 31:
http://www.pedomankarya.co.id/2017/10/berapa-periodemi-itu-daeng-tinggi-di.html