ACCERA' KALOMPOANG. “Saya bilang, acara Accera' Kalompoang itu mengandung unsur syirik, karena seolah-olah benda-benda pusaka peninggalan raja-raja zaman dulu itu punya kekuatan dan harus dibersihkan dengan ritual tertentu setiap tahunnya. Kalau tidak dilakukan, seolah-olah kita berdosa dan dikhawatirkan akan terjadi sesuatu,” papar Daeng Tompo’. (Foto: Humas Pemkab Gowa)
-------------
PEDOMAN
KARYA
Senin,
02 Oktober 2017
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (27):
Tidak
Adami Itukah Accera’ Kalompoang?
“Dari manaki’
tadi malam? Kenapa tidak adaki’ kumpul-kumpul di kompleks,” tanya Daeng Nappa’
kepada Daeng Tompo’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh.
“Ke warkop ka’.
Kebetulan ada teman yang panggil,” jawab Daeng Tompo’.
“Apa dibahas di
warkop belah,” tanya Daeng Nappa’.
“Ada yang tanya,
bilang tidak adami itukah acara Accera'
Kalompoang. Saya bilang lebih bagus kalau ditiadakanmi,” kata Daeng Tompo’.
“Terus,” tukas
Daeng Nappa’.
“Itu temanku
protes. Dia bilang acara Accera'
Kalompoang itu bagus untuk menjaga budaya,” kata Daeng Tompo’.
“Betul tawwa
itu,” tukas Daeng Nappa’.
“Saya bilang,
acara Accera' Kalompoang itu
mengandung unsur syirik, karena seolah-olah benda-benda pusaka peninggalan
raja-raja zaman dulu itu punya kekuatan dan harus dibersihkan dengan ritual
tertentu setiap tahunnya. Kalau tidak dilakukan, seolah-olah kita berdosa dan
dikhawatirkan akan terjadi sesuatu,” papar Daeng Tompo’.
“Betul juga di’?”
kata Daeng Nappa’.
“Ayo’mi pulang.
Itu maumi terbit mataharia,” kata Daeng Tompo’. (asnawin)
Makassar, Senin, 04 September 2017
@Obrolan 26:
http://www.pedomankarya.co.id/2017/10/mungkin-kita-juga-termasuk-pembantai.html