KERJASAMA. Rektor Unismuh Makassar, Dr H Abdul Rahman Rahim (kedua dari kiri), menandatangani kerjasama dengan pihak pengusaha pembeli jagung dari Jawa Timur, di Ruang UBC Menara Iqra Kampus Unismuh Makassar, Rabu 4 Oktober 2017. (Foto: Humas Unismuh Makassar)
-------
Jumat,
06 Oktober 2017
Unismuh Jamin
Beli Habis Jagung Petani di Sulsel
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Universitas
Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menjamin akan membeli membeli habis semua
produksi jagung petani di Sulsel, karena selain telah mendapat jaminan dari
Kementerian Pertanian, Unismuh Makassar juga telah menandatangani perjanjian
kerjasama dengan sebuah perusahaan dari Jawa Timur.
“Jadi petani jagung, jangan pernah ragu
atau khawatir jagungnya tidak dibeli. Pihak industri jagung dari Jawa Timur
siap membeli seluruh jagung yang diproduksi oleh petani,” kata Rektor Unismuh
Makassar, Dr H Abdul Rahman Rahim, dan pihak industri dari Jawa Timur.
Hal itu disampaikan pada acara Sosialisasi
Budidaya Jagung Hibrida Pioneer P35 yang dirangkaikan penandatanganan kerjasama
antara Unismuh Makassar dengan perusahaan dari Jawa Timur, di Ruang UBC Menara
Iqra Kampus Unismuh Makassar, Rabu 4 Oktober 2017.
Acara sosialisasi dihadiri puluhan
ketua kelompok petani jagung yang berasal dari dua kabupaten, yakni Kabupaten
Takalar dan Kabupaten Gowa. Turut hadir pada acara yang diprakarsai Ketua
Bidang Pengabdian Masyarakat LP3M Unismuh Makassar, Dr Idham Halid, yaitu Wakil
Rektor IV H Saleh Molla, Dekan Fakultas Pertanian Burhanuddin, Wakil Dekan II
FEB Unismuh Dr Agussalim HR, serta sejumlah pengusaha jagung dari Surabaya.
Sekadar informasi, saat ini Unismuh
Makassar untuk tahap pertama baru mengembangkan jagung hibrida seluas kurang
lebih 10 ribu ha di dua kabupaten, yakni Gowa dan Takalar. Dan tahap berikutnya
menyebar ke daerah lainnya seperti Kabupaten Jeneponto dan lainnya.
Sementara untuk pengembangan bawang
merah, yang direncanakan 10 ribu hektare sementara ini dalam penjajakan lokasi
yang mana cocok dengan tanaman bawang. Di Sulsel ini ada sejumlah daerah yang
cocok untuk pengembangan bawang merah, termasuk Enrekang, Gowa, Jeneponto,
Takalar, dan lainnya. (nas/win)