CENDERAMATA. Wakil Rektor I
Unismuh Makassar Abdul Rakhim Nanda (ketiga dari kiri) didampingi Dekan
Fakultas Kedokteran Unismuh Mahmud Ghaznawie (kedua dari kiri) dan dosen FKIP
yang bertindak sebagai moderator Ziaul Haq (paling kiri) foto bersama Rektor
Perbanas Institut Jakarta Prof Marsudi Wahyu Kisworo (kedua dari kanan) dan Dr
Harya Widiputra (Dekan FTI Perbanas Institut, Jakarta), seusai kuliah umum
bertajuk “Smat Campus”, di Aula Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar, Sabtu, 04
November 2017. (Foto: Asnawin)
-----------
Senin,
06 Nopember 2017
Ribuan Profesi
Akan Hilang, Termasuk Profesi Dosen
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Banyak sekali
kekacauan yang terjadi di muka bumi dewasa ini akibat maju dan pesatnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), termasuk dengan telah
dan akan hilangnya ribuan profesi.
“Diperkirakan sebanyak 5.000 profesi
akan hilang dari muka bumi ini, termasuk profesi dosen,” kata Rektor
Perbanas Institut Jakarta, Prof Marsudi Wahyu Kisworo, saat membawakan
kuliah umum dengan tema “Smart Campus”, di Aula Fakultas Kedokteran Unismuh
Makassar, Sabtu, 04 November 2017.
Sebaliknya, kata akan muncul 7.000
profesi baru. Khusus profesi dosen, Marsudi mengatakan para dosen tidak perlu
khawatir karena pasti akan ada solusinya.
“Memang akan hilang 5.000 profesi,
tetapi akan muncul 7.000 profesi baru. Teman-teman dosen juga tidak perlu
khawatir, karena pasti akan ada solusinya,” kata Marsudi.
Boleh jadi, katanya, paling lambar dua
puluh tahun ke depan, mahasiswa tidak perlu lagi datang ke kampus untuk kuliah.
Boleh jadi, mahasiswa akan bebas memilih dosen di manapun di seluruh dunia yang
dianggap bagus untuk mata kuliah yang diprogramkan sesuai dengan jurusan atau
program studi yang dipilih.
“Perkuliahannya juga tidak perlu tatap
muka, tetapi melalui jaringan internet. Setelah semua mata kuliah dilulusi,
mahasiswa juga bebas memilih kampus yang akan ditempati wisuda. Jadi mahasiswa
akan bebas memilih dosen di mana saja di seluruh dunia dan juga bebas memilih
kampus yang akan ditempati selesai kuliah. Kita tidak tahu bagaimana
perkembangan ke depan, tetapi boleh jadi begitu kejadiannya,” kata Marsudi.
Tentang kampus smart atau smart campus,
Marsudi mengatakan, kampus smart adalah kampus yang berdaya saing, kampus yang
mampu mewujudkan lingkungan belajar yang nyaman (livable), aman, dan
berkelanjutan (sustainable), serta kampus yang mampu menghadapi tantangan
persaingan regional dan global, tantangan perubahan pola bisnis, dan tantangan
perubahan generasi.
Untuk itulah, katanya, setiap kampus harus
membuat strategi pengembangan berbasis kampus smart, yang mengedepankan efisiensi
birokrasi dan akademik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), serta membangun lingkungan komunitas dengan menjadikan infrastruktur dan
sarana TIK sebagai faktor pendukung atau enabler.
“Ingat, planning atau perencanaan
merupakan kunci sukses smart kampus. Perencanaan tanpa tindakan adalah mimpi,
sedangkan tindakan tanpa perencanaan adalah mimpi buruk,” tegas Marsudi.
Dia kemudian memaparkan poin-poin
penting tahapan penyusunan masterplan smart campus, yang diawali dengan pembentukan
tim penyusun, kemudian melakukan aalisis masa depan dan kesiapan pembangunan smart
campus, penentuan program prioritas pembangunan smart campus, penentuan roadmap
implementasi (5-10 tahun), serta penyelesaian dokumen masterplan smart campus.
Selanjutnya, bagaimana membangun
kesiapan menjadi kampus smart, mulai dari kesiapan infrastruktur fisik, teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), dan sosial budaya atau kultur, kesiapan SDM,
kemampuan birokrasi, kemampuan anggaran, kesiapan warga kampus, kesiapan
kebijakan (peraturan), kelembagaan, dan pelaksanaan.
“Tetapi yang paling penting adalah
kultur atau budaya yang menyangkut kebiasaan (tradisi), inovasi, dan interaksi.
Artinya, budayanya harus smart, perilakunya juga harus smart. Jangan sampai
punya hape (handphone) smart tetapi perilakunya tidak smart,” tutur Marsudi.
Kuliah umum yang diadakan Fakultas
Kedokteran Unismuh Makassar dan dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Abdul
Rakhim Nanda, juga menampilkan Dr Harya Widiputra (Dekan FTI Perbanas Institut,
Jakarta) sebagai pembicara dengan materi berjudul “Teknologi Penunjang dan
Implementasi Smart Campus”.
Kuliah umum dihadiri Dekan Fakultas Kedokteran Unismuh dr Mahmud Ghaznawie PhD,
Dekan FKIP Erwin Akib PhD, Dekan Fakultas Pertanian Dr Burhanuddin, sejumlah
Ketua Program Studi dan Ketua Lembaga, serta ratusan dosen dan mahasiswa. (zak)