ONGKOS PILKADA. “Ada istilahna almarhum temanku yang seorang seniman dan esais. Dia bilang, janganki’ pake logika umum kalau bicara ongkos Pilkada. Haruski’ pake logika bengkok,” kata Daeng Tompo’.
--------
PEDOMAN KARYA
Ahad,
24 Desember 2017
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (53):
Haruski’ Pake
Logika Bengkok
“Banyak sekalimi orang bicarakangi biaya
Pilgub dan biaya Pilbup, baik biaya yang harus dikeluarkan KPUD, maupun yang
dikeluarkan para kandidat,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi
pagi di warkop kantor gubernur.
“Menurut kita’, berapa ongkos yang harus
dikeluarkan seorang calon gubernur?” tanya Daeng Tompo’.
“Ada yang bilang minimal Rp200 miliar,”
sebut Daeng Nappa’.
“Betul, sekitar itu yang sering disebut,”
timpal Daeng Tompo’.
“Dari manami itu ambil uang di’? Terus
bagaimana caranya mengembalikan dana sebesar itu. Kalau gaji gubernur yang
diharapkan, pasti tidak bisa kembali,” kata Daeng Nappa’.
“Ada istilahna almarhum temanku yang
seorang seniman dan esais. Dia bilang, janganki’ pake logika umum kalau bicara
ongkos Pilkada. Haruski’ pake logika bengkok,” kata Daeng Tompo’.
“Baa, cocoki tawwa itu temanta’,” kata
Daeng Nappa’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Jumat,
29 September 2017
.........
@Obrolan
52:
http://www.pedomankarya.co.id/2017/12/sekalianmi-pasang-portal-di-pintu.html