“Iye’, kayaknya memang tidak enak kalau kita membezuk orang sakit, baru datang kosongki’. Saya juga biasa begitu, tidak jadika’ pergi membezuk, gara-gara tidak ada yang bisa kubawa’,” timpal Daeng Tompo’.
“Ngopi-ngopimaki’ dulu padeng, siapa tau tiba-tiba ada orang yang mau berbaik hati bagi-bagi rezeki,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.
-------
PEDOMAN
KARYA
Sabtu,
23 Desember 2017
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (48):
Saya Juga Biasa
Begitu
“Saya kira mauki’ keluar?” tanya Daeng
Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Nappa’.
“Iye’, mauka’ ke rumah sakit, karena ada
sepupu dan ada juga ipar dari kampung yang diopname,” papar Daeng Nappa’.
“Jadi, jam berapaki mau keluar?” tanya
Daeng Tompo’ lagi.
“Belum tau ini. Masalahnya, iparta’
bilang tidak ada uangna. Tidak enak juga membezuk orang sakit kalau tidak ada
dibawa’ apa-apa,” ungkap Daeng Nappa’.
“Iye’, kayaknya memang tidak enak kalau
kita membezuk orang sakit, baru datang kosongki’. Saya juga biasa begitu, tidak
jadika’ pergi membezuk, gara-gara tidak ada yang bisa kubawa’,” timpal Daeng
Tompo’.
“Ngopi-ngopimaki’ dulu padeng, siapa tau
tiba-tiba ada orang yang mau berbaik hati bagi-bagi rezeki,” kata Daeng Nappa’
sambil tersenyum.
Ahad,
24 September 2017
-------
@Obrolan
47:
http://www.pedomankarya.co.id/2017/12/puru-puru-singkulu.html