“Itu pejabatka, apalagi kalau bupati, walikota, gubernur, presiden, apapun nabikin selalu jadi sorotan, apalagi kalau ada ucapan atau perbuatanna yang aneh atau keliru di mata masyarakat,” tutur Daeng Nappa’.
------------
PEDOMAN
KARYA
Sabtu,
13 Januari 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (71):
Apapun Nabikin
Selalu Jadi Sorotan
“Tidak gampang memang kayaknya jadi
pejabat,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng
Tompo’.
“Betul, karena jumlahnya sedikit,
padahal banyak orang yang mau jadi pejabat,” kata Daeng Tompo’ lalu tertawa.
“Bukan itu maksudku,” tukas Daeng Nappa’.
“Apaji padeng?” tanya Daeng Tompo’.
“Itu pejabatka, apalagi kalau bupati,
walikota, gubernur, presiden, apapun nabikin selalu jadi sorotan, apalagi kalau
ada ucapan atau perbuatanna yang aneh atau keliru di mata masyarakat,” tutur
Daeng Nappa’.
“Contoh,” tukas Daeng Tompo’.
“Contoh, waktu keluar kebijakan lima
hari sekolah dari Mendiknas, tiba-tiba banyak yang soroti, tapi kenyataannya
program itu baik dan bisa dijalankan. Sekarang, kata pribumi lagi yang jadi
sorotan,” sebut Daeng Nappa’.
“Menurut kita’, dimana letak masalahnya?”
tanya Daeng Tompo’.
“Masalahnya, karena kata pribumi itu
keluar dari mulut seorang gubernur saat memberikan kata sambutan ketika
dilantik, terus dimanfaatkanmi sama lawan politikna, terus dikait-kaitkanmi
dengan yang non-pribumi, dan seterusnya,” papar Daeng Nappa’.
“Jagotongmaki di’? Bisamaki itu jadi
pengamat politik,” ujar Daeng Tompo’ sambil tertawa.
“Pengamat politik kelas terminal,” balas
Daeng Nappa’ dan keduanya pun tertawa-tawa.
(asnawin)
Rabu,
18 Oktober 2017
.........
@Obrolan
70:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/01/jagomentong-itu-orang-orang-politika.html