“Haruskah mahal itu mahar politika?” tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi di teras rumah Daeng Tompo’ seusai jalan-jalan subuh.
“Seharusnya memang begitu kalau partai benar-benar menggunakan dana mahar itu untuk kepentingan pemenangan, karena banyak yang harus dibiayai,” jawab Daeng Tompo.
-----
PEDOMAN
KARYA
Selasa,
16 Januari 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Haruskah Mahal
Itu Mahar Politika?
“Haruskah mahal itu mahar politika?”
tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi di teras rumah Daeng Tompo’
seusai jalan-jalan subuh.
“Seharusnya memang begitu kalau partai benar-benar
menggunakan dana mahar itu untuk kepentingan pemenangan, karena banyak yang
harus dibiayai,” jawab Daeng Tompo.
“Berarti lebih besar peluang menangnya
itu calon gubernur, calon walikota, dan calon bupati yang banyak parpol
pendukunna dibanding yang sedikit,” kata Daeng Nappa.
“Seharusnya memang begitu,” ujar Daeng
Tompo.
“Tapi kenapa padeng ada calon bupati
yang kalah, padahal banyak parpol pendukunna. Yang menang justru calon bupati
yang sedikitji parpol pendukunna,” tanya Daeng Nappa’.
“Apa perlu kujelaskanki’ lagi jawabanna?”
kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum. (asnawin)
Makassar,
Ahad, 14 Januari 2018
-------