PENUTUPAN. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Yunahar Ilyas (duduk, keenam dari kiri) foto bersama Ketua Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse (duduk, kelima dari kiri), serta sejumlah pengurus Muhammadiyah Pusat, pengurus Muhammadiyah Sulsel, dan panitia seusai penutupan Munas Tarjih Muhammadiyah, di Kampus Unismuh Makassar, Kamis malam, 25 Januari 2018. (Foto: Asnawin)
--------
Jumat,
26 Januari 2018
Jangan Terbawa
Arus Tuntunan Agama di Medsos
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA).
Dewasa ini banyak muncul agamawan instan dan juga banyak bermunculan tuntunan
agama melalui jaringan di media sosial seperti Facebook (FB), WhatsApp (WA),
dan lain-lain.
Terkait perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi (Iptek) yang juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial
kemasyarakatan dan keagamaan tersebut, maka Muhammadiyah sebagai organisasi
kemasyarakatan (Ormas) Islam terbesar di Indonesia, mengajak warganya agar
tidak mudah terbawa arus tuntunan agama yang banyak beredar di medsos.
“Produk Majelis Tarjih inilah yang
nantinya diharapkan bisa menjadi pemandu bagi segenap warga Muhammadiyah, di
tengah kemunculan banyak kalangan agamawan instan,” jelas Ketua Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Bidang Tarjih, Tajdid, dan Tabligh, Prof Yunahar Ilyas.
Berbicara saat pidato penutupan Munas
Tarjih Muhammadiyah, di Balai Sidang Muktamar 47 Kampus Unismuh Makassar, Kamis
malam, 25 Januari 2018, Yunahar mengatakan melalui panduan tersebut, Muhammadiyah
dapat mengajak warganya untuk tidak mudah terbawa arus dengan tuntunan agama
yang banyak beredar di media sosial.
“Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah
harus lebih intensif lagi dalam menyebarkan dakwahnya, dan tentunya diperlukan
kerjasama dengan Majelis Tablig dalam penyebarannya,” kata Yunahar.
Untuk itulah, katanya, dibutuhkan
kaderisasi ulama di Muhammadiyah melalui strategi yang baik dan tepat. Salah
satu langkah yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah yaitu dengan mendirikan
Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM), termasuk yang sudah lama ada di
Kota Makassar atas kerjasama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel dan Universitas
Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, dengan nama PUT Unismuh Makassar.
“Di Makassar juga sudah ada PUTM. Kita
berharap, PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) bersama perguruan tinggi
Muhammadiyah yang ada di daerah juga membuka Pesantren Ulama Tarjih
Muhammadiyah,” kata Yunahar.
Munas Tarjih
Lancar
Menyinggung pelaksanaan Musyawarah
Nasional (Munas) ke-30 Tarjih Muhammadiyah di Makassar, Yunahar menyatakan
memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Sulawesi Selatan, serta kepada Unismuh Makassar.
“Alhamdulillah acara Munas Tarjih kali
ini telah berjalan dengan lancar, dengan adu argumen yang positif dan efektif,”
ucap Yunahar.
Apresiasi dan ucapan terima kasih juga
disampaikan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof
Syamsul Anwar, karena semua kebutuhan pelaksanaan Munas Tarjih dapat terpenuhi,
sehingga semua rangkaian acara berjalan dengan lancar.
Ketua Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse
dan Ketua Panitia Lokal Munas Tarjih Dr HM Syaiful Saleh, juga menyampaikan
terima kasih kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas kepercayaan yang diberikan
kepada Muhammadiyah Sulsel sebagai tuan rumah Munas Tarjih ke-30.
“Kalau nanti mau Munas lagi atau ada
kegiatan-kegiatan nasional yang ingin ditempatkan di Sulawesi Selatan, kami
selalu siap,” kata Ambo Asse sambil tersenyum yang langsung mendapat tepuk-tangan
dari peserta dan undangan yang hadir dalam acara penutupan. (win)
Tags
Liputan Utama