“Nabilang Daeng Rurung, kalau ada kasus besar yang dibesar-besarkan di media massa dan berhasil membius masyarakat, maka pasti ada kasus besar lainnya yang sengaja ditutup-tutupi,” ungkap Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi di teras rumah Daeng Nappa’ seusai shalat isya berjamaah di masjid.
-----
PEDOMAN
KARYA
Sabtu,
27 Januari 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (101):
Kasus Besar
Lainnya Sengaja Ditutupi
“Nabilang Daeng Rurung, kalau ada kasus
besar yang dibesar-besarkan di media massa dan berhasil membius masyarakat,
maka pasti ada kasus besar lainnya yang sengaja ditutup-tutupi,” ungkap Daeng
Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi di teras rumah Daeng Nappa’ seusai shalat
isya berjamaah di masjid.
“Daeng Rurung yang mana lagi itu?” tanya
Daeng Nappa’.
“Daeng Rurung yang mantan anggota dewan
provinsi,” jelas Daeng Tompo’.
“Oh, Daeng Rurung yang itu. Dimanaki
ketemu, apa lagi nabilang sama kita’?” tanya Daeng Nappa’.
“Biasa, ketemu di warkop. Nabilang,
selain untuk mengalihkan isu, munculnya kasus besar itu biasanya dimanfaatkan
oleh pemerintah untuk pencitraan,” kata Daeng Tompo’.
“Berarti sekali mendayung, dua tiga
pulau terlampaui,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.
“Betul, mengorbankan lawan atau kawan,
sambil menutupi kasus besar lainnya dan menciptakan citra diri sebagai
pemerintah yang baik di mata publik,” timpal Daeng Tompo’. (asnawin)
Ahad,
19 November 2017
-----
@Obrolan
100:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/01/geger-otaki-bedeng-kodong.html