“Nabilang kebetulanji dia rajin mengaji dan selalu bersyukur. Kebetulanji juga isterina orang sabar, sedangkan isterina anakna suka marah-marah,” ungkap Daeng Tompo’ lalu tersenyum.
“Jadi kebetulanji ini di’?” kata Daeng Nappa’ lalu tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa.
---------
PEDOMAN
KARYA
Selasa,
30 Januari 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (107):
Kebetulanji
“Pernahki
liat kakek-kakek yang wajah dan penampilanna lebih muda dibanding anak
laki-laki pertamana?” tanya Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat jalan-jalan
pagi seusai shalat subuh berjamaah di masjid.
“Bissana
itu bapak lebih muda dari pada anakna,” tukas Daeng Nappa’.
“Malah
anakna kelihatan jauh lebih tua dibanding bapakna,” kata Daeng Tompo’.
“Kenapa
bisa. Apa resepna itu orangtua sampai-sampai wajah dan penampilanna lebih muda
dibanding anakna?” tanya Daeng Nappa’.
“Nabilang
itu orangtuayya, tidak adaji bedeng resepna,” ujar Daeng Tompo’.
“Jadi
kenapaji bedeng,” tukas Daeng Nappa’.
“Nabilang
kebetulanji dia rajin mengaji dan selalu bersyukur. Kebetulanji juga isterina
orang sabar, sedangkan isterina anakna suka marah-marah,” ungkap Daeng Tompo’
lalu tersenyum.
“Jadi
kebetulanji ini di’?” kata Daeng Nappa’ lalu tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa.
(asnawin)
Kamis,
30 November 2017
-----
@Obrolan
106:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/01/kepala-sekolah-ditentukan-pemerintah.html