“Misalnya menghina orangtua, menghina tokoh masyarakat, atau menghina pejabat seperti bupati, walikota, atau gubernur,” ujar Daeng Tompo’.
“Saya kira tidak mungkin itu, karena sekolah dan murid-muridnya pasti akan terhina sendiri,” kata Daeng Nappa’.
---------
PEDOMAN
KARYA
Sabtu,
27 Januari 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (96):
Mengajari
Murid-murid Menghina
“Menurut kita’, adakah sekolah yang
mengajari murid-muridnya menghina?” tanya Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat
ngopi pagi di teras rumah Daeng Nappa’.
“Menghina sesama murid, atau menghina
guru?” Daeng Nappa’ balik bertanya.
“Misalnya menghina orangtua, menghina
tokoh masyarakat, atau menghina pejabat seperti bupati, walikota, atau
gubernur,” ujar Daeng Tompo’.
“Saya kira tidak mungkin itu, karena
sekolah dan murid-muridnya pasti akan terhina sendiri,” kata Daeng Nappa’.
“Jadi tidak mungkin ada sekolah yang
begitu to?” tanya Daeng Tompo’.
“Tidak mungkinlah,” kata Daeng Nappa’. (asnawin)
Selasa,
14 November 2017
--------
@Obrolan
95:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/01/pilkada-setiap-dua-tahun.html