MULAI BERPRODUKSI. Rektor Unismuh Makassar Dr Abdul Rahman Rahim, yang didampingi sejumlah pejabat dan dosen, berbincang-bincang dengan Penanggungjawab Pabrik Pengolahan Jagung Unismuh Makassar, Dr Idham Halid, di Perkebunan Jagung Doja, Limbung, Kabupaten Gowa, Kamis, 11 Januari 2018. (Nasrullah Rahim/Humas Unismuh Makassar)
---------
Sabtu,
13 Januari 2018
Perkebunan Jagung Unismuh Mulai Berproduksi
- Pengembangan Bibit di Bolangi, Gowa
- Pengolahan Jagung di Limbung, Gowa
- Produksi 150 Ton/Hari
- Pengolahan Jagung di Limbung, Gowa
- Produksi 150 Ton/Hari
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Perkebunan jagung Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar di Bolangi, dan di Limbung, Kabupaten Gowa, mulai berproduksi, dan mulai menjual jagungnya kepada sejumlah perusahaan pakan ternak yang ada di Kota Makassar.
Pabrik pengolahan jagung Unismuh di Doja
memiliki kapasitas produksi 150 ton per hari, dengan estimasi keuntungan Rp200
per kg. Dengan demikian, Unismuh bisa mendapatkan pendapatan sekitar Rp900 juta
per bulan, dan dalam setahun bisa mendapatkan hasil keuntungan sekitar Rp10,8
miliar.
“Lahan di Bolangi kami gunakan untuk pengembangan
bibit jagung, sedangkan pengolahan jagungnya kami lakukan di Doja, Limbung,
Kecamatan Bajeng. Kami memiliki pabrik pengolahan jagung di sana,” kata Rektor
Unismuh Makassar Dr Abdul Rahman Rahim, didampingi Penanggungjawab Pabrik Jagung
Unismuh Makassar Dr Idham Halid, kepada wartawan di Makassar, Sabtu, 13 Januari
2018.
Pada Kamis, 11 Januari 2018, Rektor
Unismuh bersama Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) Unismuh Dr HM Syaiful Saleh,
melakukan kunjungan ke Pabrik Pengolahan Jagung, di Doja, Limbung, Kecamatan
Bajeng, Gowa.
Rahman Rahim optimis unit usaha pengembangan
bibit di Bolangi, dan pengolahan jagung Unismuh di Doja, Limbung, menjanjikan
hasilnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat kampus.
“Kehadiran pabrik jagung Unismuh di Gowa
ini diharapkan untuk pemberdayaan masyarakat dengan jalan membeli jagung
masyarakat sesuai standar pembelian yang ditetapkan pemerintah,” katanya.
Pabrik pengolahan jagung di Doja,
Limbung, dikelola oleh PT Surya Pangan Indonesia, yang kepemilikannya 55%
adalah saham Unismuh dan 45 persen lainnya saham dosen dan karyawan Unismuh.
“Bisnis jagung ini sangat menjanjikan,
karena musimnya tidak pernah putus-putus dan berlangsung sepanjang tahun. Tidak
salah jika dosen berinvestasi pada usaha ini,” tambah Rahman. (zak)