HAFAL QUR'AN 30 JUZ. Direktur Ponpes Muhammadiyah Gombara Makassar, KH Mahlani (paling kanan) foto bersama beberapa santri, di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Barat, Selasa, 02 Januari 2018. (Foto: HM Husni Yunus)
------------
Rabu,
03 Januari 2018
Santri Muhammadiyah
Sulsel Ikuti Program Hafal Qur’an 30 Juz
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA).
Sebanyak 14 santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Sulawesi Selatan Gombara’,
Makassar, diutus ke Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Barat, guna
mengikuti program Daurah Tahfidzul Qur’an (menghafal Al’qur’an 30 juz dalam
tempo dua bulan).
“Daurah Tahfidzul Qur’an ini adalah kegiatan
yang dilaksanakan oleh Persatuan Pondok Pesantren Muhammadiyah yang diberi nama
Ittihadul Ma’ahid Muhammadiyah disingkat ITMAM,” jelas Wakil Ketua LP2M
Muhammadiyah Sulsel Drs HM Husni Yunus MPdI, kepada “Pedoman Karya”, di
Makassar, Rabu, 03 Januari 2018.
Dia mengatakan, ke-14 santri yang diantar langsung oleh Direktur Ponpes Muhammadiyah Gombara Makassar, KH Mahlani, akan berada di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar,
mulai 02 Januari hingga 02 Maret 2018.
“Mereka akan berada di Tawangmangu
selama dua bulan untuk mengikuti progam hafal Qur’an 30 juz,” kata Husni Yunus yang
juga Sekretaris Pesantren Ulama Tarjih (PUT) Universitas Muhammadiyah (Unismuh)
Makassar.
Direktur Gombara KH Mahlani Darul saat
melepas santri mengingatkan para santri memperbaiki dan meluruskan niat
semata-mata untuk beribadah dan untuk menuntul ilmu.
“Niat itu penting, karena niat itulah yang
dapat mengantar seseorang ke tempat tujuannya. Biar tujuannya bagus, kalau
niatnya tidak lurus, yakin kalian tidak akan sampai ke tujuan. Berangkat ke Jawa
Barat menghafal Al-qur'an niatnya lil'ibadah, semata-mata karena Allah SWT,”
tegas Mahlani.
Para santri juga diingatkan agar fokus
pada tujuan menghafal Al-qur'an 30 juz, meskipun saat berangkat jumlah hafalan
bervariasi satu sama lain.
“Belajar dari yang sudah-sudah, ada santri
yang hafalan Al-qur'an-nya banyak, ada juga yang sedikit. Apa yang membedakan
mereka? Yang membedakan adalah fokus pada tujuan dan berkonsentrasi pada target
hafalan. Waktunya sama, yakni 24 jam sehari. Pemanfaatan waktu itulah yang membedakan.
Harapan saya, semua ananda membuat target hafalan dan fokus pada target yang
telah ditentukan. Insya Allah semua sukses,” tutur Mahlani. (win)