“Sessamentongi ini pemerintayya, tidak berdaya dan ketinggalanki,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh berjamaah di masjid.
“Sessa bagaimanai?” tanya Daeng Tompo’.
“Sessai karena tidak mampui naikuti
perubahanga,” kata Daeng Nappa’.
---------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 20 Januari 2018
Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ (86):
Sessamentongi
Ini Pemerintayya
“Sessamentongi ini pemerintayya, tidak
berdaya dan ketinggalanki,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat
jalan-jalan pagi seusai shalat subuh berjamaah di masjid.
“Sessa bagaimanai?” tanya Daeng Tompo’.
“Sessai karena tidak mampui naikuti
perubahanga,” kata Daeng Nappa’.
“Tidak mengertika ini apa kibicarakan,”
tukas Daeng Tompo’.
“Contohna itu taksi online dan ojek
online-ka. Berapa tahunmi beroperasi, tapi barumi pemerintah bikin aturanna,
demo-pi sopir pete’-pete’ ka, banyakmi korban, barumi mau dicari jalan keluarna,”
tutur Daeng Nappa’.
“Ini perubahanga cepat sekali memang,”
timpal Daeng Tompo’.
“Itumi kubilang tadi, sessai
pemerintayya, tidak berdayai hadapi globalisasi ekonomi, selalui juga ketinggalan
hadapi perubahanga,” papar Daeng Nappa’.
“Berarti perlutongi ini direformasi
orang-orang pemerintahanga sekarang di’?” tanya Daeng Tompo’.
“Perlu sekali, siap-siapmamiki' jadi
calon presiden,” kata Daeng Nappa’ sambil tertawa dan keduanya pun
tertawa-tawa. (asnawin)
Kamis,
02 November 2017
-------
@Obrolan 85:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/01/tidak-setujuki-kalau-ada-taksi-online.html