TELEFIBI. Reportase dengan gaya kekinian tengah dikembangkan di SDN Kompleks Sambung Jawa Makassar. Sebanyak 20 anak dari kelas 4-6 yang sudah punya Facebook (FB), dipersiapan sebagai reporter cilik untuk memberikan laporan pandangan mata seputar aktivitas mereka di sekolah, layaknya jurnalis televisi, tapi melalui facebook (FB). (Foto: Rusdin Tompo)
-----------
Kamis,
18 Januari 2018
TeleFiBi,
Reportase ala Kids Zaman Now
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Reportase
dengan gaya kekinian tengah dikembangkan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kompleks
Sambung Jawa (KoSamJa) Makassar. Sebanyak 20 anak dari kelas 4-6 yang sudah
punya Facebook (FB), dipersiapan sebagai reporter cilik untuk memberikan
laporan pandangan mata seputar aktivitas mereka di sekolah, layaknya jurnalis
televisi, tapi melalui facebook (FB).
Karena itulah, program ini diberi nama
TeleFiBi, plesetan dari televisi. Sekolah yang berlokasi di Kecamatan Mamajang,
Kota Makassar, ini memiliki jumlah siswa sebanyak 476 orang.
“TeleFiBi merupakan inovasi kami biar
anak-anak cerdas dan bijak memanfaatkan medsos. Daripada mereka hanya gunakan
untuk narsis yang tidak jelas, kami arahkan supaya postingan-postingannya lebih
informatif, kreatif dan produktif,” papar Kepsek SDN Kompleks Sambung Jawa, Fahmawati
SPd MPd, didampingi Rusdin Tompo (Konsultan Program TeleFiBi dari Lembaga
Investigasi Studi Advokasi Media dan Anak / LISAN) kepada wartawan di Makassar,
Rabu, 17 Januari 2018.
Reportase anak-anak itu akan disiarkan
dan diposting melalui fanpage sekolah. Mengawali kegiatan ini, pihak sekolah menyelenggarakan in house training yang membahas bagaimana melakukan reportase dan
kegiatan jurnalistik.
Fahmawati menambahkan, program TeleFiBi
ini menjadi bagian dari program-program yang akan mendukung sekolah itu
menerapkan konsep Sekolah Ramah Anak dan Sekolah Adiwiyata.
SDN Kompleks Sambung Jawa kebetulan juga
menjadi sekolah model, sehingga perlu inovasi pembelajaran yang lebih segar dan
menyenangkan bagi anak dididik, bukan hanya di kelas dan sekolah, melainkan juga
di luar sekolah saat melakukan kunjungan lapangan (field trip).
TeleFiBi memanfaatkan berbagai fasilitas
dan kemudahan yang disediakan oleh media sosial (medsos) yang populer di
masyarakat. Medsos begitu akrab dengan kehidupan anak-anak. Mereka yang masih
duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) bahkan sudah memiliki akun facebook (FB) dan
instagram.
Anak-anak itu, kata Fatmawati, memiliki
smartphone dan gawai canggih tapi tidak dibekali dengan arahan bagaimana
pemanfaatannya secara cerdas dan bijak, sehingga perlu dicarikan model
pembelajaran yang relevan dan aktual dengan kehidupan anak-anak zaman sekarang.
Menyalurkan
Pada kesempatan yang sama, Rusdin Tompo mengatakan,
TeleFiBi merupakan konsep sederhana untuk menerapkan kegiatan jurnalistik dan
literasi media. Sejauh ini, sering didengar ungkapan internet sehat, tapi
aplikasinya terkesan hanya berupa larangan, misalnya larangan mengakses
situs-situs tertentu yang berdampak buruk pada anak.
Program TeleFiBi tersebut sifatnya
justru menyalurkan apa yang menjadi habit kids zaman now. Sehingga, anak-anak
tetap bisa eksis di medsos tapi lebih
sehat, bermanfaat dan bertanggung jawab.
“Anak-anak itu ‘kan suka berswafoto,
bikin video dan membuat status-status. Nah, tinggal diarahkan saja agar punya
muatan berita,” jelas Rusdin Tompo, yang pernah menjadi jurnalis radio itu.
Dengan demikian, katanya, maka para
murid dapat melakukan reportase tentang kegiatan belajar, berolah raga, kerja
bakti, perpustakaan, kantin, taman-taman dan mushollah yang ada di sekolahnya,
dalam sebuah format siaran yang lebih up
to date.
Dikatakan, TeleFiBi juga merupakan cara
menyiasati kondisi keterbatasan pihak sekolah yang tidak memiliki radio dan
stasiun TV.
Rusdin mengatakan, pihaknya akan
mengundang jurnalis profesional untuk berbagi ilmu dan pengalaman, bentuknya
seperti tutorial seputar dunia jurnalistiknya. Sesekali anak-anak bahkan diajak
langsung ke kantor-kantor media agar mereka mendapat gambaran yang lebih nyata
kesibukan awak media, baik koran, radio maupun TV.
“Kami juga merancang program KePo atau
kenali profesi, untuk memberi inspirasi dan motivasi bagi anak-anak, biar
anak-anak punya pilihan-pilihan profesi, sembari melakukan aktivitas
jurnalistik," pungkas Rusdin Tompo yang pernah menjadi Ketua Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Sulawesi Selatan periode 2011-2014. (win)