SHALAT. “Kita liatji tadi itu di mesjid to?” tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh berjamaah di masjid. “Yang mana?” Daeng Tompo’ balik bertanya. “Itu yang waktu kita sementara berdiri-berdiri menunggu iqamah karena waktunya tinggal dua menit, terus tiba-tiba ada jamaah baru datang dan langsung shalat sunnah,” jelas Daeng Nappa’. (Foto: Asnawin)
---------
PEDOMAN
KARYA
Rabu,
10 Januari 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (60):
Yang Penting
Kita’ Tidak Begitujaki’
“Kita liatji tadi itu di mesjid to?”
tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat
subuh berjamaah di masjid.
“Yang mana?” Daeng Tompo’ balik
bertanya.
“Itu yang waktu kita sementara
berdiri-berdiri menunggu iqamah karena waktunya tinggal dua menit, terus
tiba-tiba ada jamaah baru datang dan langsung shalat sunnah,” jelas Daeng
Nappa’.
“Oh iye’, kenapai?” tanya Daeng Tompo’.
“Hebatna tawwa. Dalam tempo kurang dari
dua menit, dia berhasil menyelesaikan shalat sunnah dua rakaat,” kata Daeng
Nappa’.
“Ah, kita’ itu. Biarkantommi tawwa,”
kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Bukan apa-apa, naliatmi banyak jamaah
berdiri menunggu iqamah, waktu tinggal dua menit, eh, tetaptongji langsung
shalat sunnah,” sungut Daeng Nappa’.
“Biartommi dia begitu. Yang penting
kita’ tidak begitujaki’,” kata Daeng Tompo’ lagi-lagi sambil tersenyum. (asnawin)
Jumat,
06 Oktober 2017
.........
@Obrolan
59:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/01/bisakah-disamakan-pejuang-dengan.html