“Kendaraan kosong itu maksudnya, pasangan calon gubernur - wakil gubernur, pasangan walikota - wakil walikota, atau pasangan bupati - wakil bupati mengendarai parpol tertentu, tapi pengurus, kader, dan simpatisan parpol tersebut justru mendukung dan menyukseskan pasangan lain,” tutur Daeng Tompo’.
Selasa,
06 Februari 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’ (117):
Pernahki’ Dengar
Istilah “Kendaraan Kosong”?
“Pernahki dengar istilah kendaraan
kosong?” tanya Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi pagi di teras rumah
Daeng Nappa’.
“Kendaraan kosong itu maksudnya tidak
ada penumpangna,” ujar Daeng Nappa’.
“Maksudku, istilah kendaraan kosong di
Pilkada,” jelas Daeng Tompo’.
“Apaseng maksudna itu?” tanya Daeng
Nappa’.
“Kendaraan kosong itu maksudnya,
pasangan calon gubernur - wakil gubernur, pasangan walikota - wakil walikota,
atau pasangan bupati - wakil bupati mengendarai parpol tertentu, tapi pengurus,
kader, dan simpatisan parpol tersebut justru mendukung dan menyukseskan
pasangan lain,” tutur Daeng Tompo’.
“Kenapa bisa begitu? Rantasa’na itu!” seru
Daeng Nappa’.
“Karena pengurus, kader, dan simpatisan
parpol tersebut di tingkat bawah sudah lama menjalin komunikasi dengan pasangan
calon tertentu, tapi tiba-tiba pengurus pusat lain yang nadukung,” papar Daeng
Tompo’.
“Inimi saya yang kasi’ malaska masuk
parpol,” kata Daeng Nappa’.
“Siapatongka yang ajakki’ masuk parpol?
Siapaki’ kita’ kah?” tukas Daeng Tompo’ sambil tertawa dan keduanya pun
tertawa-tawa. (asnawin)
Ahad,
31 Desember 2017
-----
@Obrolan
116:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/02/bawahan-tertangkap-tangan-pimpinan-yang.html