“Bahayana ini kurasa presiden ta’,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi sore di warkop terminal.
“Bahaya bagaimana?” tanya Daeng Tompo’.
“'Itu ada beritana di koran, Presiden merestui hak milik properti bagi Warga Negara Asing,” ungkap Daeng Nappa’.
-----
PEDOMAN
KARYA
Kamis,
19 April 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Bahayana Ini
Kurasa Presiden-ta’
“Bahayana ini kurasa presiden ta’,” kata
Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi sore di warkop terminal.
“Bahaya bagaimana?” tanya Daeng Tompo’.
“'Itu ada beritana di koran, Presiden
merestui hak milik properti bagi Warga Negara Asing,” ungkap Daeng Nappa’.
“Aih, bahaya sekalimi itu. Bisa-bisa
orang asing menguasai properti di negara kita’, apalagi nilai tukar uang kita’
sangat rendah dibanding nilai tukar uang negara-negara maju,” kata Daeng Tompo’.
“Berarti kentarami ini bahwa presiden ta’
tidak pro-rakyat,” kata Daeng Nappa’.
“Aih, kentara sekalimi,” ujar Daeng
Tompo’.
“Jadi?” tanya Daeng Nappa’ sambil
tersenyum.
“Jadi sudahmi. Minummi dulu kopita’.
Makanmaki’ dulu pisang goreng, mumpung masih panas-panaski,” kata Daeng Tompo’
sambil tersenyum pahit. (asnawin)
Gowa,
Rabu, 18 April 2018