“Banyak juga yang kecewa karena debatnya lebih banyak bicara masa lalu, karena kebetulan cagub dan cawagub ada yang mantan wagub dan ada juga yang mantan bupati,” kata Daeng Nappa’.
“Itu berarti mereka adalah calon gubernur masa depan, tapi menggunakan frame berpikir masa lalu,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa.
---------
PEDOMAN
KARYA
Selasa,
24 april 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Calon Gubernur
Masa Depan, Menggunakan Frame Masa Lalu
“Banyakna kudengar orang kecewa setelah
nonton siaran langsung di televisi, debat kandidat gubernur dan wakil gubernur,”
kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh
berjamaah di masjid.
“Kecewa kenapai beng?” tanya Daeng Tompo’.
“Tidak seru bedeng debatna, terlalu
dibatasi waktuna, jadi tidak bebaski bicara panjang lebar para cagub dan
cawagubka,” kata Daeng Nappa’.
“Kan memang tawwa harus dibatasi
waktuna, apalagi ini siaran langsung di televisi,” kata Daeng Tompo’.
“Banyak juga yang kecewa karena debatnya
lebih banyak bicara masa lalu, karena kebetulan cagub dan cawagub ada yang
mantan wagub dan ada juga yang mantan bupati,” kata Daeng Nappa’.
“Itu berarti mereka adalah calon
gubernur masa depan, tapi menggunakan frame berpikir masa lalu,” kata Daeng
Tompo’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Gowa,
Senin, 23 April 2018