SEMINAR PENDIDIKAN. Ketua IPIM Sulsel Andi Baso Tancung (ketiga dari kiri) foto bersama Kepala Sekolah MAN 2 Makassar, Kaharuddin (keempat dari kiri), Wakasek Bidang Humas MAN 2 Makassar Dedi Rimantho (paling kiri), Ketua Panitia Seminar Andi Nurlaila (kedua dari kiri), serta pengurus IPIM Sulsel Andi Rosnawatih (ketiga dari kanan), Muhammad Amir Jaya (kedua dari kanan), dan Asnawin Aminuddin, di Ruang Kerja Kepala Sekolah MAN 2 Makassar, Jumat, 06 April 2018. (ist)
------
Ahad, 08 April 2018
Mungkinkah Sulsel Jadi Daerah
Pendidikan Berotonom?
-
IPIM Sulsel Gelar Seminar Pendidikan
-
Undang Praktisi sebagai Pembicara
-
Terbuka Bagi Guru, Dosen, dan Mahasiswa
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Mungkinkah Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi daerah pendidikan
berotonom? Mungkinkah Sulsel dapat membuat sendiri dan menerapkan kurikulum Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), kurikulum Sekolah Dasar (SD) dan sederajat, kurikulum
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat, serta kurikulum Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan sederajat?
Pertanyaan-pertanyaan
itulah yang mengemuka dalam beberapa kali diskusi internal pengurus Ikatan
Penulis Indonesia Makassar (IPIM) Sulsel, yang akhirnya memutuskan menggelar
seminar pendidikan dalam rangka menyambut Peringatan Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) 2018, di Hotel Romedo, Jl Landak Baru, Makassar, Kamis, 03 Mei
2018.
Tema yang
diusung dalam seminar sehari tersebut ialah “Revolusi Pendidikan: Sulsel
sebagai Daerah Pendidikan Berotonom, Mungkinkah?”, sedangkan peserta seminar terbuka
bagi guru, dosen, dan mahasiswa.
“Kami berangkat
dari pemikiran bahwa situasi dan kondisi setiap daerah berbeda satu sama lain.
Fasilitas dan sarana prasarana sekolah-sekolah di kota-kota besar dan di
pelosok juga pasti tidak sama. Maka menjadi aneh dan rasanya kurang adil, kalau
kemudian diterapkan ujian nasional yang soal-soalnya dibuat di tingkat
nasional, dan ujiannya juga dilaksanakan serentak melalui Ujian Nasional Berbasis
Komputer yang disingkat UNBK,” kata Ketua IPIM Sulsel, Andi Baso Tancung.
Hal itu
dikemukakan Andi Baso Tancung saat bersama beberapa pengurus IPIM Sulsel
melakukan audiensi dengan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2
Makassar Kaharuddin SAg MPd, di ruang kerja Kepala Sekolah MAN 2 Makassar,
Jumat, 06 April 2018.
“Kami datang ke
sini untuk meminta kesediaan Pak Kaharuddin menjadi pembicara pada seminar yang
akan kami laksanakan, karena Pak Kaharuddin selain berpengalaman sebagai pendidik,
juga pernah melakukan studi banding ke Finlandia yang terkenal sangat maju
dunia pendidikannya,” kata Andi Baso.
Melalui seminar
tersebut, katanya, diharapkan ditemukan berbagai masalah dalam dunia pendidikan
dan solusinya, serta ada perubahan pola mengajar di sekolah, dan dunia
pendidikan tidak lagi menjadi momok di kalangan pelajar.
“Termasuk giat
dalam menulis, agar generasi pelanjut dalam dunia penulisan tetap ada, dan
berkelanjutan,” kata Andi Baso yang berkunjung ke MAN 2 Makassar bersama beberapa
pengurus IPIM, yaitu Andi Rosnawatih, Muhammad Amir Jaya, dan Asnawin
Aminuddin, serta Ketua Panitia Seminar Andi Nurlaila SP SPd.
Kepala Sekolah
MAN 2 Makassar, Kaharuddin, yang didampingi Wakasek Bidang Humas Drs Dedi
Rimantho MSi, mengaku berterima-kasih dan merasa terhormat atas undangan yang menjadi
salah seorang pembicara pada seminar sehari yang akan dilaksanakan IPIM Sulsel.
“Terima kasih
atas undangan dan kehormatan yang diberikan kepada saya. Insya Allah, kami siap
berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam seminar tersebut,” kata Kaharuddin. (win)