“Tidak enakna itu di’, kalau masih menjabatki kepala negara atau kepala daerah, tapi selalumaki’ disoroti dan banyakmi orang tidak senang sama kita’,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.
“Pastimi tidak enak,” kata Daeng Tompo’.
------
PEDOMAN
KARYA
Kamis,
26 april 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Tidak Adatongji
Potonganta’ Jadi Bupati
“Tidak enakna itu di’, kalau masih
menjabatki kepala negara atau kepala daerah, tapi selalumaki’ disoroti dan
banyakmi orang tidak senang sama kita’,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’
saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.
“Pastimi tidak enak,” kata Daeng Tompo’.
“Tapi lucuna, masih adatongji di antara
mereka yang suka ketawa-ketawa, rajin bikin pencitraan, bagi-bagi uang dan
sembako di jalan, mengumumkan berbagai penghargaan yang berhasil diraih,” kata
Daeng Nappa’.
“Itu untuk menutupi malu dan menutupi
kekurangan-kekuranganna selama menjabat,” kata Daeng Tompo’.
“Kalau saya jadi kepala negara atau
kepala daerah, terus banyak orang yang tidak senang sama saya, pasti mundurma’,”
kata Daeng Nappa’.
“Belum tentu!” kata Daeng Tompo’.
“Kenapaki’ bilang begitu?” tanya Daeng
Nappa’ penasaran.
“Karena tidak adatongji potonganta’ jadi
bupati, apalagi jadi presiden,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa dan keduanya
pun tertawa-tawa. (asnawin)
Gowa,
Kamis, 26 April 2018