“Biasatongji itu muncul pikiran bodo’-bodo’ku’, bilang kenapa ada orang yang susah sekali dapat uang, sampai-sampai terpaksa berutang kiri-kanan untuk memenuhi kebutuhan hidupna, tapi ada juga yang gampang sekali dapat uang, sampai-sampai tidak natau’mi mau na’apai uangna,” tutur Daeng Nappa’.
------
PEDOMAN
KARYA
Jumat,
04 Mei 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Mauku’ tong itu
Kurasa Banyak Uangku’
“Kenapa loyo sekaliki’ Daeng Nappa?” tanya
Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat jalan berdua setelah shalat isya di
masjid.
“Bagaimana tidak loyo. Iparta’ di rumah berapa harimi ini minta uang dua juta untuk bayar utang, tapi kebetulan
tidak ada sekali uangku’,” ungkap Daeng Nappa’.
“Yang penting tidak marah-marahji,” kata
Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Justru itumi yang bikin pusinga’,” kata
Daeng Nappa’.
“Jadi?” tanya Daeng Tompo’.
“Biasatongji itu muncul pikiran bodo’-bodo’ku’,
bilang kenapa ada orang yang susah sekali dapat uang, sampai-sampai terpaksa
berutang kiri-kanan untuk memenuhi kebutuhan hidupna, tapi ada juga yang
gampang sekali dapat uang, sampai-sampai tidak natau’mi mau na’apai uangna,”
tutur Daeng Nappa’.
“Ujian semua itu kayaknya. Ada orang
yang diuji dengan kesulitan hidup, ada juga orang yang diuji dengan kemewahan
dan kesenangan,” ujar Daeng Tompo’.
“Mauku’
tong itu kurasa banyak uangku’,” kata Daeng Nappa’.
“Janganmi banyak uangta’. Pas-pasmo saja. Pas
mauki’ beli makanan enak, ada. Pas mauki’ beli mesin cuci, ada. Pas mauki’
beli kulkas baru, ada. Pas mauki’
beli motor baru, ada. Pas mauki’ beli mobil baru, ada,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa
dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Gowa,
04 Mei 2018