Ketiga, pemilih idealis. Pemilih dalam kategori ini berpandangan bahwa proses sirkulasi kepemimpinan adalah proses yang sangat menentukan jalannya pemerintahan, tumbuhnya partisipasi masyarskat dalam segala bidang pembangunan, sekaligus pertanda sehatnya demokrasi dalam sebuah daerah. - Usman Lonta - (Anggota DPRD Sulsel/Fraksi PAN)
----
PEDOMAN KARYA
Rabu, 30 Mei 2018
Pemilih Apatis, Pragmatis, Idealis, dan Primordialis
Oleh: Usman Lonta
(Anggota DPRD Sulsel/Fraksi PAN)
Gagasan Besar untuk Sulawesi Selatan
terhitung mundur tersisa kurang dari 30 hari lagi. Provinsi Sulawesi Selatan menggelar pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada 27 Juni 2018. Empat kandidat telah ditetapkan sebagai calon gubernur.
Seiring penetapan tersebut para kandidat telah memaparkan visi, misi, dan program prioritas mereka. Para kandidat berupaya meyakinkan pemilih agar terkesima dengan program prioritas dan menjatuhkan pilihan mereka terhadap dirinya.
Dalam perjalanan kampanye atau penyampaian visi, misi, dan program masing-masing kandidat, paling tidak terdapat empat kategori masyarakat menghadapi pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan.
Pertama, masyarakat apatis. Masyarakat dalam kategori ini berpandangan bahwa siapa pun gubernur terpilih, kehidupan kami, nasib kami, tidak bakal mengalami perubahan.
Masyarakat seperti ini cenderung tidak peduli dengan pemilihan gubernur yang pada akhirnya bermuara pada golput (golongan putih alias tidak menggunakan hak pilihnya).
Kedua, masyarakat pragmatis. Masyarakat dalam kategori ini menyambut pemilihan gubernur dengan penuh semangat. Saking semangatnya mereka berpandangan bahwa seorang yang mau tampil menjadi gubernur harus mampu membeli suara.
Sikap dan gagasan ini mendominasi diskursus setiap didatangi oleh kandidat. Mereka meyakini bahwa penyebab kemenangan dalam pilkada adalah uang besar. Perilaku masyarakat seperti ini sangat rajin mengundang kandidat untuk melakukan pertemuan, baik terbatas maupun pertemuan massal, dan di penghujung pertemuan tersebut selalu mengharapkan imbalan atas kehadiran kandidat dalam setiap pertemuan.
Ketiga, pemilih idealis. Pemilih dalam kategori ini berpandangan bahwa proses sirkulasi kepemimpinan adalah proses yang sangat menentukan jalannya pemerintahan, tumbuhnya partisipasi masyarskat dalam segala bidang pembangunan, sekaligus pertanda sehatnya demokrasi dalam sebuah daerah.
Pemilih seperti ini sangat memperhatikan visi, misi, program prioritas, integritas, dan kompetensi kandidat. Setelah mencermati keenam faktor tersebut, barulah mereka menentukan pilihannya.
Keemlat, pemilih primordialis. Pemilih ini cenderung fanatik dan cenderung menepikan rasionalitas. Lazimnya pemilih seperti ini menjatuhkan pilihannya berdasarkan berbagai macam kesamaan latar belakang, agama, suku, golongan, bahkan latar belakang alumni.
Keempat kategori tersebut adalah hasil pengamatan saya selama pemilihan gubernur dilakanakan secara langsung.
Wallahu a'lam bishshawab.h