BERNOSTALGIA. Rektor Unismuh Abdul Rahman Rahim bernostalgia pada acara Pengajian dan Buka Puasa Bersama Fakultas Kedokteran Unismuh, di Aula FK Unismuh, Selasa, 05 Juni 2018. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
----------
PEDOMAN
KARYA
Kamis, 07 Juni 2018
Rektor
Unismuh Bernostalgia di Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah (Unismuh) Makassar sudah menginjak usia sepuluh tahun. Alumninya
sudah ratusan orang dan kini sudah tersebar mengabdi di berbagai daerah, serta
ada pula yang kembali mengabdi sebagai dosen di FK Unismuh Makassar.
Kemajuan Fakultas Kedokteran Unismuh
juga ditandai dengan dibangunnya Rumah Sakit Muhammadiyah Unismuh Makassar di Jalan
Tun Abdul Razak, Gowa, yang berbatasan langsung dengan Jalan Aroepala dan Jalan
Hertasning Makassar.
Tentu saja banyak orang yang terlibat
dalam proses berdirinya FK Unismuh, baik dari kalangan internal Unismuh seperti
almarhum KH Djamaluddin Amien (mantan rector dan mantan Ketua BPH Unismuh), Dr
HM Syaiful Saleh (Ketua BPH Unismuh), Prof Irwan Akib (mantan Rektor Unismuh), serta
Dr Abdul Rahman Rahim (mantan Wakil Rektor I Unismuh yang kini menjabat rektor),
maupun dari kalangan eksternal.
Mengenang sepuluh tahun berdirinya
Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar, Rahman Rahim yang kini menjabat Rektor
Unismuh pun bernostalgia dengan menceritakan awal-awal berdirinya fakultas yang
kini dipimpin dr Mahmud Ghaznawie Sp.PA(K) PhD.
“Calon mahasiswa yang mendaftar pada
Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar pernah mencapai 800 orang, padahal kuota yang
tersedia hanya 50 kursi,” ungkap Rahman Rahim, pada acara Pengajian dan Buka
Puasa Bersama Fakultas Kedokteran Unismuh, di Aula FK Unismuh, Selasa, 05 Juni
2018.
Karena kuota sangat terbatas padahal
jumlah pendaftar sangat banyak, katanya, maka banyak orangtua calon mahasiswa
yang melakukan berbagai macam cara agar anaknya bisa diterima masuk pada FK
Unismuh.
“Berbagai macam cara dilakukan oleh
orangtua calon mahasiswa. Ada yang datang kepada saya membawa tas berisi uang
agar anaknya bisa diterima. Saya tidak tahu jumlahnya karena saya tidak tanya dan
juga tidak menghitung berapa isinya. Saya juga tidak tahu apakah isinya uang
semua atau bercampur dengan kertas,” ungkap Rahman sambil tertawa dan membuat
para hadirin pun ikut tertawa.
Setelah suasana tawa reda, dia
melanjutkan bahwa tas yang berisi uang tersebut ia kembalikan kepada orangtua
calon mahasiswa.
“Saya menolak dengan halus. Saya katakan,
suruh saja anaknya belajar sungguh-sungguh agar lulus dalam tes penerimaan
mahasiswa baru Fakultas Kedokteran. Saya katakan, gunakanlah uang ini untuk
membiayai kuliah anaknya kalau sudah lulus tes, karena kuliah di fakultas
kedokteran itu butuh biaya besar,” papar Rahman.
Selain orangtua yang membawa tas berisi
uang, lanjutnya, ada juga orangtua calon mahasiswa yang datang kepadanya
membawa kunci mobil dan diserahkan kepadanya dengan jaminan anaknya lolos masuk
pada Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar.
“Saya tidak tahu apakah hanya kunci
mobilnya yang dibawa tapi tidak ada mobilnya. Kalau pun mobilnya ada, saya
tidak tahu mobil apa, karena saya juga tidak tanya,” ungkap Rahman yang
lagi-lagi mengundang tawa para hadirin.
Setelah suasana tawa reda, dia kembali melanjutkan
dengan mengatakan bahwa dirinya menyarankan kepada orangtua calon mahasiswa
tersebut merawat mobilnya baik-baik agar kelak bisa digunakan oleh anaknya apabila
sudah lulus tes.
“Saya bilang bawa saja kembali mobilnya
dan berikanlah kepada anaknya untuk dipakai kuliah jika sudah lulus tes dan diterima
sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar,” tutur Rahman.
Acara Pengajian dan Buka Puasa Bersama Fakultas
Kedokteran Unismuh Makassar dihadiri Dekan FK Unismuh dr H Mahmud Ghaznawie
Sp.PA(K) PhD, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr H Abdullah
Renre, Wakil Dekan 1 dr Andi Weri Sompa MKes SpS, Wakil Dekan 2 Asri Jaya SE MM,
Wakil Dekan 3 dr Irwan Ashari ME, Wakil Dekan 4 dr Ihsan Jaya, serta ratusan undangan
lainnya lainnya.
Pengajian dibawakan oleh ustadz Abdullah
Renre yang menyarankan agar umat Islam memperbanyak membaca Al-qur’an dan
memperbanyak doa pada bulan Ramadhan.
“Kalau selesai shalat, janganlah
langsung berdiri. Berdoalah dulu sebelum berdiri,” kata Abdullah Renre. (asnawin)