“Dia khotbah bukan mengutip ayat atau hadits, tapi mengutip buku orang Barat dan buku profesor. Dia kasi contoh kisah juga bukan tentang nabi atau sahabat Rasulullah, tapi tokoh lokal,” tutur Daeng Nappa’. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
--------
PEDOMAN KARYA
Sabtu,
09 Juni 2018
Obrolan Daeng
Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Ustadz-ustadzka
Sekarang Kayak Bukanmi Ustadz
“Berubah sekalimi kurasa ini keadaanga,”
kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi di teras rumah Daeng Tompo’
seusai shalat tarwih.
“Keadaan apa?” tanya Daeng Tompo’.
“Ustadz-ustadzka sekarang kayak bukanmi
ustadz,” kata Daeng Nappa’.
“Kenapaki’ bilang begitu?” tanya Daeng
Tompo’.
“Tadi siang, singgahka shalat Jumat di
kota. Itu ustadz yang khotbah kebetulan doktor dan kemungkinan dia itu dosen,”
kata Daeng Nappa’.
“Terus,” tukas Daeng Tompo’.
“Dia khotbah bukan mengutip ayat atau
hadits, tapi mengutip buku orang Barat dan buku profesor. Dia kasi contoh kisah
juga bukan tentang nabi atau sahabat Rasulullah, tapi tokoh lokal,” tutur Daeng
Nappa’.
“Jadi?” tukas Daeng Tompo’.
“Jadi kita para jamaah’, sepertijaki’
dirasa sementara kuliah mendengarkan penjelasan dosen,” kata Daeng Nappa’.
“Kalau begitu, tahun depan jaditongmaki
ustadz, jaditongmaki da’i, ceramah dan khotbah di mesjid dan di majelis taklim.
Jadi masih ada waktuta’ satu tahun untuk belajar memperdalam ilmu agama dan
berlatih menjadi penceramah,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Bolehtongji, tapi sama-samaki nah,” kata
Daeng Nappa’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Gowa,
Jumat, 08 Juni 2018