KONTRAK BELAJAR. Kepala Sekolah SDN Borong Makassar, Dra Hj Hendriati Sabir MPd, mengadakan pertemuan dengan puluhan orangtua murid baru (kelas satu) guna membahas tata tertib sekolah, di sekolahnya, Sabtu, 14 Juli 2018. (ist)
-------
Rabu, 18 Juli 2018
Dukungan
Orangtua Tentukan Keberhasilan Anak di Sekolah
- Orangtua
dan Guru SDN Borong Lakukan “Kontrak Belajar”
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Para orangtua diingatkan agar tidak sepenuhnya menyerahkan pendidikan anak-anak
mereka kepada para guru di sekolah, karena perhatian, kepedulian, dan dukungan
orangtua akan ikut menentukan dan sangat penting bagi keberhasilan anak dalam
mengarungi masa belajar mereka, khususnya di Sekolah Dasar (SD) yang lamanya
mencapai enam tahun.
Peringatan
dan pendapat tersebut diungkapkan Kepala Sekolah SDN Borong Makassar, Dra Hj
Hendriati Sabir MPd, dalam pertemuan dengan puluhan orangtua murid baru (kelas
satu), di sekolahnya, Sabtu, 14 Juli 2018.
Bu
Indri, sapaan akrab Hendriati, mengatakan, dirinya selaku kepala sekolah
bersama para guru bantu mencoba membuat pendekatan baru dalam penerimaan murid
dengan tidak menyodorkan begitu saja tata tertib sekolah.
“Kami
mensosialisasikan dan mendiskusikannya secara partisipatip agar ada umpan balik,
sehingga orangtua memberikan dukungan dalam proses belajar anaknya, termasuk
untuk kegiatan ekstra kurikuler, pengembangan minat bakat, juga gerakan
literasi yang tengah dikembangkan. Ini konsekuensi setelah kami mendeklarasikan
sekolah ini sebagai Sekolah Ramah Anak pada tanggal 7 Juni 2018,” jelas Bu
Indri.
Sosialisasi
dan diskusi dengan para orangtua murid baru mengenai tata tertib sekolah
tersebut, katanya, sekaligus merupakan “kontrak belajar” antara orangtua dengan
guru dan kepala sekolah.
“Pertemuan
hari ini bukan hanya untuk membangun kesepahaman, melainkan juga kesepakatan antara
orangtua dengan pihak sekolah,” tegas Bu Hendriati Sabir di hadapan 64 orangtua
yang anaknya baru saja diterima di kelas satu melalui proses Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) online tahun ajaran 2018/2019.
Bu
Indri kemudian membacakan poin demi poin tata tertib, setelah itu dibahas untuk
mendapat respons dari para orangtua murid. Mulai dari jam masuk sekolah,
ketentuan tentang seragam, dan aspek-aspek yang terkait dengan hak dan
kewajiban murid. Menariknya, dalam tata tertib itu tidak ada sanksi yang
spesifik. Hanya disebutkan mekanisme penjatuhan sanksi, dimulai dari teguran
lisan hingga tertulis, yang semuanya didasarkan pada kepentingan terbaik anak.
“Kami
berharap setiap ada masalah, segera dikomunikasikan dengan guru atau dengan
saya. Kita cari solusinya bersama. Sepanjang kita berjalan pada koridor, pada
jalur yang benar dan normative, maka saya tetap akan jalankan kebijakan
sekolah,” kata Bu Indri, seraya menambahkan bahwa SDN Borong tengah
mengembangkan konsep SIPAKATAU, yakni Sistem Penanganan Kasus Terpadu.
Saat
Bu Indri member pennjelasan, tiba-tiba ada orangtua murid yang menyela dengan
meminta agar tata tertib tersebut tidak perlu dibacakan tetapi langsung dibagikan
kopiannya.
“Tata
tertib itu tinggal difotokopikan lalu dibagikan, jauh lebih mudah,” kata Dg
Mamilei, salah seorang orangtua murid yang mengaku lebih dari 30 tahun jadi
guru.
Pernyataan
itu kemudian ditanggapi oleh Rusdin Tompo, yang diundang hadir memberikan
materi seputar Sekolah Ramah Anak dan perlindungan anak.
Rusdin
Tompo yang dikenal sebagai aktivis perlindungan anak, mengatakan bahwa tata
tertib itu kadang bisa punya tafsir berbeda. Bahkan tidak semua orangtua
membaca tata tertib yang dibagikan. Kelak jika dijatuhi sanksi karena melakukan
pelanggaran, barulah mereka bereaksi.
“Aspek
partisipasi merupakan keniscayaan dalam penerapan Sekolah Ramah Anak. Jangankan
partisipasi orangtua, bahkan partisipasi anak sangat diperhatikan. Begitu pun
partisipasi kalangan pengusaha atau pihak-pihak lain yang memang diperlukan
dalam memajukan sekolah dan dunia pendidikan,” beber Rusdin Tompo.
Ketua
Komite Kompleks SDN Borong, Drs H Marzuki, menyarankan sebaiknya orangtua yang
anaknya berada dalam satu rombongan belajar (Rombel) membuat grup WhatsApp (WA)
supaya mudah berkomunikasi. Ditambahkan, orangtua perlu membentuk paguyuban
supaya dapat secara bersama-sama memikirkan bentuk kontribusinya bagi sekolah.
SDN
Borong tahun ajaran 2018 ini menerima murid baru sebanyak 64 orang atau dua
kelas. Anak-anak itu mulai Senin 16 Juli 2018, menjalani masa orientasi sekolah
selama tiga hari. Mereka diperkenalkan pada lingkungan sekolah, seperti ruang
kelas, majalah dinding, teras pustaka, termasuk bagaimana mereka ikut merawat
tanaman dan pemanfaatan toilet.
“Murid-murid
kelas satu ini akan dibantu kakak-kakak kelasnya yang pernah ikut ToT Hak
Partisipasi Anak. Ini model pendidikan teman sebaya yang coba kami terapkan,”
jelas Bu Indri. (kul/r)