BELA NEGARA. Sebanyak 655 calon mahasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Papua-Papua Barat, mengikuti kegiatan pembekalan bela negara yang pembukaannya dilangsungkan di Rindam XIV/Hasanuddin, Kabupaten Gowa, Selasa, 17 Juli 2018. (ist)
------
Selasa, 17 Juli 2018
Ratusan
Calon Maba Asal Papua Ikut Bela Negara di Rindam XIV/Hasanuddin
GOWA, (PEDOMAN KARYA).
Sebanyak 655 calon mahasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik)
Papua-Papua Barat, mengikuti kegiatan pembekalan bela negara yang pembukaannya
dilangsungkan di Rindam XIV/Hasanuddin, Kabupaten Gowa, Selasa, 17 Juli 2018.
Kegiatan
bela negara ini dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek-Dikti, Prof Intan Ahmad.
Dalam
sambutannya, Intan Ahmad menyebut kegiatan bela negara merupakan konsep yang
diusung sebagaimana telah diamanatkan dalam undang-undang 1945, bahwa setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negaranya.
Intan
Ahmad menambahkan, pemahaman Bela Negra adalah suatu sikap dan perilaku warga
negara yang wajib dijiwai oleh kecintaanya kepada NKRI yang berdasarkan pada Pancasila
dalam menjamin kelansungan hidup bangsa.
“Selain
sebagai kewajiban dasar manusia, bela negara juga merupakan kehormatan bagi
setiap warga negara yang dilaksanakan, dengan penuh kesadaran,tanggung jawab,
dan rela berkorban,” kata Intan Ahmad.
Ketua
Senat Akademik Institut Teknologi Bandung periode 2012-2015 ini mengatakan,
program ADik Papua-Papua Barat ini merupakan wujud keberpihakan pemerintah
kepada orang asli Papua, agar mereka mendapatkan akses untuk menempuh
pendidikan pada perguruan tinggi berkualitas di Tanah Air.
“Kita
harapkan kepada mahasiswa yang menerima program ADik Papua agar mampu menjalani
setiap pproses dengan baik. Jika suatu saat mengalami kendala, jangan sungkan
untuk berkonsultasi dengan pembimbing,” jelas mantan Pelaksana Harian (Plh)
Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Rektor
Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Husain Syam, yang juga didapuk memberi kata
sambutan, mengatakan, dengan adanya pelaksanaan bela negara ini, calon
mahasiswa diharapkan mampu menjadikannya sebagai proses untuk pembentukan
mental.
“Pengalaman
kita selama ini, ada calon mahasiswa yang mentalnya tidak kuat, sehingga harus
berhenti di tengah jalan. Hal itu tidak kita inginkan, sehingga dengan adanya
kegiatan bela negara ini, bisa menjadi tempat untuk membentuk jiwa dan mental
lebih baik,” ujar Husain yang Guru Besar Bidang Pertanian.
Dia
menambahkan, pada tahun akademik 2018/2019 ini, UNM mendapatkan jatah sebanyak
42 calon mahasiswa. Hal ini juga sesuai dengan kuota tahun sebelumnya untuk
pemerataan pembagian calon mahasiswa.
Penerima
program ADik Papua ini memilih jurusan yang hampir sama, tidak ada yang lebih
menonjol dan lebih banyak dipilih oleh calon mahasiswa,” tambah Husain.
Diketahui,
tahun ini jumlah pelamar program ADik Papua sebanyak 3000 mahasiswa dan hanya
diterima 655 untuk disebar pada 48 perguruan tinggi negeri dan 22 Politeknik
Negeri di seluruh Indonesia. (kia/r)