-----
PEDOMAN
KARYA
Jumat,
17 Agustus 2018
Ada Akuarium di
Dalam Kelas SD Negeri Borong
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Kolam
ikan di sekolah itu biasa, tapi menjadi unik jika di dalam kelas ada akuarium.
Upaya menghadirkan akuarium agar terlihat berbeda itu merupakan bagian dari
lomba antarkelas di SD Negeri Borong, Makassar.
Akuarium
yang diletakkan di depan kelas itu cukup menarik minat siswa untuk memperhatikannya.
Bagaimana tidak. Lewat kaca bening akuarium, murid-murid bisa melihat ikan
moli, manfis, koi, mas koki, dan jenis ikan lain berenang lucu.
Akuarium
tersebut merupakan sumbangan Pak Taufiq, orangtua dari Muhammad Dzulhasfi,
murid kelas 3A, yang kebetulan juga merupakan Ketua Asosiasi Pedagang dan
Pengusaha Pasar Hobi Makassar.
Keindahan
dan kreativitas kelas merupakan salah satu kriteria penilaian lomba, di samping
aspek kerapian kelas, kelengkapan alat kebersihan, kerbersihan kelas dan aspek
kerjasama antara guru, orangtua dan siswa.
Bila
di kelas yang ditempati secara bergantian oleh kelas 1A-B dan 3A terdapat
akuarium, maka di kelas 4A-B ada tempat shalatnya.
Kreativitas,
keindahan, dan keunikan juga dihadirkan oleh kelas 6A. Begitu para juri
memasuki kelas, mereka langsung disambut yel-yel penuh semangat oleh murid dan
guru wali kelas, Hj St Hanidah SPd, yang kompak mengenakan baju berwarna merah.
Di kelas ini ada banyak media, alat dan sumber belajar yang informatif dan
inspiratif. Kelas ini bahkan punya semacam daftar inventarisasi aset kelas.
Ketika
ditanya mengapa ada sendal hotel, sikat
gigi dan odol lengkap dengan nama pemiliknya? Seorang murid menjawab
bahwa benda-benda itu diperlukan saat istirahat.
“Kalau
keluar main kami biasa jajan. Setelah itu kami perlu sikat gigi biar bersih,”
jelas seorang siswa pada tim juri.
Tim
juri lomba antarkelas di SD Negeri Borong ini bukan hanya terdiri atas orang
dewasa tapi juga anak-anak. Ada Drs H Marzuki (Ketua Komite Sekolah SD Kompleks
Borong), juga
Dra
Hj Hendriati Sabir MPd (Kepala SDN Borong), serta Rusdin Tompo (aktivis LSM
anak). Dari unsur siswa, jurinya juga mempertimbangkan aspek gender, yakni
Muhammad Nebu (kelas 5A) dan Ratu Virly (kelas 6A). Kehadiran dua murid ini
merupakan perwujudan hak partisipasi anak.
Pak
Marzuki, yang juga mantan kepala sekolah dan pengawas ini, menilai positif
pelibatan orangtua dalam kegiatan. Apalagi mereka tampak antusias dan serius
ikut membenahi kelas. Namun diakui bahwa paguyuban orangtua masih perlu
disosialisasikan agar semua orangtua paham manfaatnya bagi penguatan
pembelajaran anaknya.
Hal
senada dikemukakan oleh Ibu Suryani, orangtua dari Aiman dan Hanifa.
Menurutnya, adanya paguyuban membuat akrab orangtua. Dengan begitu orangtua
bisa saling berkomunikasi mendiakusikan apa yang mereka bisa kontribusikan bagi
sekolah. Sebagaimana ditunjukkan oleh Asqhiya Nur Yasifa, murid kelas 2B, yang
ikut beres-beres kelas bersama ibunya.
“Kebersamaan
itu yang penting,” imbuh Suryani.
Lomba
menata kelas ini merupakan bagian dari lomba dalam rangka HUT Kemerdekaan RI
ke-73, yang sudah berlangsung sejak beberapa hari. Kepala SD Negeri Borong, Dra
Hj Hendriati Sabir MPd dalam perlombaan ini pihak sekolah menyediakan piala
bergilir. Sementara hadiah-hadiah lainnya merupakan partisipasi orangtua. (rto)