KOMUNITAS REPTIL. Tiga mahasiswa Unismuh Makassar, Muhammad Arwan (paling kiri), Andi Muhammad Aldin Akbar A Lamai (kedua dari kanan), dan Lukman Usman (paling kanan), foto bersama Ardian, di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Selasa, 06 Juli 2018.
--------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 30 Agustus 2018
Ardian
dan Komunitas Reptil di Pantai Losari
Namanya Ardian. Usianya
masih sangat beliau, masih belasan tahun, tapi ia sudah bekerja dan
pekerjaannya sangat tidak lazim. Apa itu? Ardian sehari-hari selalu membawa
ular yang panjangnya sekitar dua meter dan ia menjual jasa dengan ular tersebut
di Anjungan Pantai Losari Makassar.
Jasa dimaksud yaitu
setiap orang dapat memegang bahkan mengalungkan ular tersebut ke lehernya dengan
aman, tanpa harus takut digigit atau dililit, karena ular tersebut sudah dijinakkan
oleh Ardian atau pawangnya.
Setelah mengalungkan
dan sambil memegang kepala ular tersebut, kita dapat berfoto atau berswafoto
(selfi) untuk mengabdikan diri kita bersama ular tersebut, dan itulah yang kami
lakukan saat berkunjung ke Pantai Losari, Makassar, Selasa, 06 Juli 2018.
Awalnya kami sempat
ragu dan juga agak takut, tapi setelah berbincang-bincang dengan Ardian, kami
akhirnya berani memegang ular yang dibawanya, bahkan mengalungkan ular tersebut
di leher kami sambil memegang kepalanya tanpa rasa takut sama sekali.
Dari bincang-bincang
dengan Ardian, kami akhirnya mengetahui bahwa Ardian hanya salah satu di antara
sekian banyak anggota Komunitas Reptil Arlep di Anjungan Pantai Losari,
Makassar. Secara keseluruhan, kata Ardian, jumlah reptil yang mereka miliki yaitu
sebanyak 50 ekor, terdiri atas ular, soa layar, dan iguana.
“Kami di sini selain
bersenang-senang dengan reptil, kami juga sambil menghasilkan uang dengan memasang
tarif kepada pengunjung yang ingin berfoto bersama reptile. Kami hanya memasang
tarif Rp10.000, dan pengunjung dapat berfoto sepuasnya dengan ular, iguana,
atau soa layar,” kata Ardian.
Ia mengaku dirinya
bersama anggota Komunitas Reptil Pantai Losari memelihara reptil tersebut sejak
reptile tersebut masih kecil, sehingga reptile tersebut menjadi jinak dan mereka
menjadi akrab karena setiap hari bersama-sama dengan reptil tersebut.
“Hewan-hewan ini kami
pelihara dari kecil, sehingga mereka jinak seperti ini. Khusus ular, kebanyakan
kami tangkap sendiri di sawah, dan hewan lain beberapa di antaranya kami beli
dalam keadaan masih kecil,” tutur Ardian.
Menyinggung makanan
bagi reptile-reptil tersebut, Ardian yang mengaku berasal dari Kalimantan
tetapi lancar berbicara dalam Bahasa Bugis dan Bahasa Makassar, mengatakan, iguana
diberi makanan pisang dan sayur sawi, sedangkan untuk ular sanca biasanya diberi
makan ayam.
Dari jasa yang dijualnya
kepada pengunjung di Anjungan Pantai Losari tersebut, Ardian yang tingga di
Jalan Nuri Baru, Makassar, mengaku biasanya mendapatkan uang Rp100.000 hingga
Rp300.000 per hari.
.....
Penulis: Muhammad Arwan,
Lukman Usman, dan Andi Muhammad Aldin Akbar A Lamai (mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar)
Editor: Asnawin
Aminuddin