SHALAT IED. Ribuan civitas akademika UNM dan masyarakat umum melaksanakan shalat Idul Adha, di Pelataran Menara Pinisi Kampus UNM Gunungsari Baru, Jl AP Pettarani, Makassar, Rabu, 22 Agustus 2018. (ist)
---
Kamis, 23 Agustus 2018
UNM Potong Sapi Kurban 60 Ekor
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Civitas akademika Universitas Negeri Makassar (UNM) memotong sapi kurban sebanyak 63 ekor dan kambing sebanyak lima ekor pada Idul Adha 1439 Hijriyah.
Pemotongan hewan kurban hari pertama di pelataran Menara Pinisi Kampus UNM Gunungsari Baru, Jl AP Pettarani, Makassar, Rabu, 22 Agustus 2018, disaksikan Rektor UNM Prof Husain Syam, dan unsur pimpinan lainnya, serta ratusan jamaah shalat Idul Adha.
Rektor UNM, Prof Husain, dalam sambutannya sebelum pelaksanaan shalat Ied, mengajak sivitas akademika untuk lebih memaknai keikhlasan dan ketakwaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, dan itu dapat diwujudkan dalam kehidupan ini, seperti berdedikasi, ikhlas, dan menjadi teladan di tengah masyarakat.
"Kisah Ibrahim memiliki hikmah yang luar biasa, ini menjadi teladan kita," tandas pria asal Polman tersebut.
Empat Tokoh
Khutbah Idul Adha disampaikan Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Alauddin Makassar, Prof Natsir Siola dengan judul "Idul Qurban sebagai Wahana Mewujudkan Integritas dan Kepedulian kepada Umat."
Manifestasi ketakwaan, kata Natsir, tercermin dari kisah kehidupan keluarga Nabi Ibrahim yang memberikan keteladanan kepada umat manusia.
"Setiap kali Idul Adha kita peringati, maka setiap itu pula kita akan teringat paling tidak kepada empat tokoh yang menjadi latar belakang hari raya terbesar ini. Mereka adalah Nabiullah Ibrahim, Sarah, Ibnu Hajar, dan Nabiullah Ismail," sebut Natsir Siola
Ia meminta kepada seluruh jamaah shalat ied, agar lebih bersemangat lagi untuk mengetahui lebih banyak akan keuntungan melalui upacara Idul Adha, dengan menyampaikan perjalanam Nabi Ibrahim mempersiapkan diri dan anaknya Nabi Ismail menjadi kader tangguh.
"Kisah ini menunjukkan kadar takwa dan keteladanan yang terakumulasi dalam perjalanan keluarga Ibrahim. Semoga kita tidak menganggap hari raya ini sebagai upacara ritual semata, tidak lebih dari sekadar mengenang Ibrahim yang dengan kepatuhananya rela mengorbankan anaknya meskipun Allah SWT kemudian mengganti dengan seekor kibas," kata pengampu mata kuliah Filsafat Agama itu.
Selain terkait peristiwa Nabi Ibrahim, Natsir juga menjelaskan tantangan bangsa yang tengah dihadapi kini dan akan datang, serta menyampaikan turut belasungkawa terkait bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat. (met)