BISA KHUTBAH. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Andi Husni Tanra (keempat dari kiri) foto bersama Vice Presiden Hiroshima University Prof Yasushi Maruyama (kelima dari kiri), Rektor Unismuh Dr Abdul Rahman Rahim (keempat dari kanan), Wakil Rektor II Unismuh Dr Andi Sukri Syamsuri (ketiga dari kiri), Direktur Program Pascasarjana Unismuh Dr Darwis Muhdina (kedua dari kiri), seusai membawakan kuliah umum, di kampus Unismuh) Makassar, Jl Sultan Alauddin 259, Makassar, Kamis 30 Agustus 2018. (Foto: Nasrullah Rahim / Humas Unismuh Makassar)
------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 02 September 2018
Prof
Husni Tanra:
Bisa Khutbah Kalau di Luar Negeri
Guru Besar Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Andi Husni Tanra adalah dokter
pertama Unhas yang melanjutkan kuliah di Jepang, tepatnya di Hiroshima
University.
Ia menginjakkan kakinya
di Jepang pada empat puluh empat tahun silam, terpatnya pada tahun 1974. Ia
diutus ke Jepang untuk mengikuti sebuah pertemuan dan dari 12 orang mahasiswa
yang diutus ke Jepang salah satunya adalah Andi Hunsi Tanra dari Unhas. Dan
dari 12 orang tersebut juga satu-satunya dari Fakultas Kedokteran.
“Saya sebenarnya tidak
terlalu tertarik kuliah di Jepang saat itu, karena saya menganggap Jepang
bahasanya sulit dan kaku, tetapi saya kemudian berpikir bahwa sangat beda
persepsi orang yang kuliah di luar negeri dengan di dalam negeri. Karenanya,
ketika selesai (kuliah S1) di Unhas, saya melanjutkan kuliah di Jepang,” kata
Husni Tanra, seraya menyebutkan bahwa dirinya mulai kuliah di Jepang pada 02
Maret 1976.
Hal itu ia ungkapkan
saat membawakan kuliah umum bersama Vice Presiden Hiroshima University Prof
Yasushi Maruyama, di kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Jl
Sultan Alauddin 259, Makassar, Kamis 30 Agustus 2018.
Husni Tanra yang kini
didaulat menjadi Duta Besar Hiroshima University di Makassar, mengaku pernah
mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Jepang, dan selama berada di Jepang, ia
sering membawakan ceramah agama dan menjadi khatib shalat Jumat.
“Saya kalau di luar
negeri bisa baca khutbah, tetapi di Indonesia tidak bisa,” ujar Husni Tanra
sambil tersenyum di hadapan Rektor Unismuh Dr Abdul Rahman Rahim, para wakil
rektor, para dekan, serta puluhan dosen dan civitas akademika Unismuh Makassar.
(ulla-win)