PINK DAY. Sekretaris Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel, yang juga Koordinator MAMPU Provinsi Sulsel, Dr Hj Hidayah Quarisy, memberikan kata sambutan pada acara Talkshow dalam rangka Peringatan Hari kanker Payudara dan Kanker Serviks (Pink Day), di Tribun Pantai Seruni Bantaeng, Sabtu, 27 Oktober 2018. (Foto: Akhmad Marmin / PEDOMAN KARYA)
--------
Ahad, 28 Oktober 2018
Aisyiyah
Bantaeng Kampanyekan Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara
Dokter
Armansyah: “Kanker Payudara dan Serviks merupakan Penyakit Berbahaya”
BANTAENG,
(PEDOMAN KARYA).
Pimpinan Daerah Aisyiyah Bantaeng kembali memperingati Hari Kanker Payudara dan
Kanker Serviks se-Dunia yang biasa diistilahkan Pink Day. Tahun ini, Pink Day
diperingati dengan mengadakan talkshow bertema “Kanker, Semakin Cepat Dideteksi,
Besar Peluang Sembuh”, di Tribun Pantai Seruni Bantaeng, Sabtu, 27 Oktober
2018.
“Ini
kegiatan rutin yang selalu dilaksanakan oleh Aisyiyah, mulai dari pusat sampai
ke daerah, yaitu Hari Kanker Payudara dan Kanker Serviks se-Dunia yang biasa
diistilahkan Pink Day,” jelas Ketua Aisyiyah Bantaeng, In'am Maula.
Peringatan
Pink Day tersebut, katanya, diadakan oleh Aisyiyah bekerjasama AUSAID melalui
program MAMPU atau Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan).
In’am
menjelaskan, mereka mengadakan talkshow untuk mengkampanyekan pentingnya
melakukan deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks melalui tes IVA (deteksi
dini kanker leher rahim) dan Sadanis (pemeriksaan payudara dengan tenaga medis).
Talkshow
tersebut diikuti ratusan kader Aisyiyah dari 67 desa dan kelurahan se-Kabupaten
Bantaeng, serta utusan organisasi perempuan di Bantaeng yang sebagian masih usia
dini (remaja).
Turut
hadir pada acara pembukaan, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng, Hj Sri
Dewi Yanti, Ketua GOW Kabupaten Bantaeng Hj Rahma Arsyad, Ketua DWP Kabupaten
Bantaeng Vinka Nandakasih, serta Sekretaris Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Sulsel,
Dr Hj Hidayah Quarisy.
Hidayah
Quarisy yang juga adalah Koordinator MAMPU Provinsi Sulsel, dalam sambutannya
memberikan apresiasi kepada Pemerintahan Kabuptaen Bantaeng, baik era
sebelumnya maupun era saat ini yang peduli dengan program Pink Day. Dia
berharap agar seluruh pemangku kepentingan di Bantaeng untuk memperhatikan
masyarakat dalam menjaga dan memelihara kesehatan.
“Ajaran
Islam mewajibkan setiap orang muslim untuk memelihara kesehatan. Jadi, ketika
kita tidak menyadari bahwa kesehatan kita perlu dijaga secara dini, terutama berkaitan
dengan payudara dan serviks, itu sama saja kita menyia-nyiakan diri,” kata
Hidayah.
Sedikit
berbeda Pink Day Tahun 2017 yang bertajuk POBT (Pink Oktober Butta Toa). Ketika
itu, bersama komunitas kanker dari Jakarta, Surabaya, dan Makassar, digelar
Seminar Kesehatan, Nonton Bareng Film Surat Kecil untuk Tuhan. Selain itu ada
juga Karnaval diikuti senam massal dan yoga, pelayanan USG Payudara gratis dan
Pap Smear.
Sedangkan
tahun ini, selain talkshow, Aisyiyah Bantaeng juga menggelar Sosialisasi
Kesehatan Reproduksi Perempuan dengan sasaran MAMPU (Kemitraan
Australia-Indonesia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan), maupun
pengembangan, yaitu Desa Bonto Jai, Kelurahan Bonto Salluang, Kelurahan Bonto
Lebang, Kelurahan Bonto Rita, dan Desa Bonto Majannang.
Selain
itu juga diadakan Tes IVA serta Lomba Alat Peraga dan Permainan Edukatif
Kesehatan Reproduksi Remaja.
Secara
mendasar Pink Day dari tahun ke tahun dimaknai sebagai upaya untuk mengedukasi
masyarakat, khususnya kaum perempuan tentang bahaya, penyebab, gejala, tindakan
pencegahan sampai pada pengobatan jika terkena penyakit kanker payudara maupun
kanker erviks (kanker leher rahim)
“Kanker payudara dan
serviks merupakan salah satu penyakit berbahaya yang cenderung menyerang kaum
perempuan,” kata dr Armansyah yang jadi narasumber talkshow. (Akhmad Marmin)