CERAMAH agama seharusnya dilakukan dengan penuh hikmah, sehingga merasuk ke dalam sukma penceramah dan jamaah yang mendengarkan. Sayangya, sekarang banyak ceramah yang terlalu banyak humor atau lucu-lucunya, bahkan kadang-kadang seperti acara lawakan. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
-----
PEDOMAN KARYA
Ahad, 21 Oktober 2018
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Ceramahna
Ustadz-ka Sepertiji Acara Lawakan
“Darimanaki’ tadi
malam?” tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di rumah Daeng
Tompo’.
“Datanga’ takziyah,”
jawab Daeng Tompo’.
“Apaji isi ceramahna
ustadz-ka?” tanya Daeng Nappa’.
“Isi ceramahna biasaji,
tapi terlalu banyak lucu-lucuna, jadi sepertiji acara lawakan,” ungkap Daeng
Tompo’.
“Mungkin maksudnya
sekalian menghibur dan supaya jamaah tidak mengantuk,” kata Daeng Nappa’ sambil
tersenyum.
“Dan supaya lucu,
sembarangmi nacarita, biar yang tidak masuk akal,” kata Daeng Tompo’ dengan mimik
serius.
“Tenangki Daeng Tompo’,
minumki dulu kopita’,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum. (asnawin)
Sabtu, 21 Oktober 2017