ECENG GONDOK BERBUNGA. Pemandangan indah gerombolan eceng gondok yang sedang berbunga terhampar begitu indahnya di Sungai Jeneberang, tak jauh dari Jembatan Kembar Gowa, di sekitar Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, menuju daerah Malengkeri Makassar yang berbatasan dengan Kelurahan Mangasa, Kabupaten Gowa, yang merupakan daerah perbatasan Gowa-Makassar. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
--------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 16 Oktober 2018
Indahnya
Eceng Gondok Bila Sedang Berbunga
Saya sudah terlalu
sering melihat rombongan atau gerombolan eceng gondok, terutama pada musim kemarau, karena saya
cukup sering menyeberang sungai menggunakan perahu, tetapi melihat rombongan eceng
gondok berbunga dan ternyata pemandangannya sangat indah, rasa-rasanya baru
pertama kali saya saksikan langsung pada Selasa sore, 16 Oktober 2018.
Aktivitas sehari-hari
saya kebanyakan di Koa Makassar, tetapi saya menetap di Desa Jenetallasa,
Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa.
Untuk menuju atau
kembali dari Makassar ke Gowa, saya dan banyak warga lainnya memiliki dua opsi
perjalanan, yakni perjalanan darat melewati Jembatan Kembar (orang Gowa
menyebutnya Jambatan Kambara’) di Gowa, atau menyeberang sungai menggunakan
perahu ketinting (orang Makassar dan orang Bugis menyebutnya Katinting) bagi
pejalan kaki atau pengendara sepeda motor.
Saya cukup sering
memilih opsi kedua, yakni menyeberang sungai menggunakan perahu ketinting tanpa
harus turun dari sepeda motor yang kita kendarai, dari daerah Desa Taeng,
Kecamatan Pallangga, menuju daerah Kelurahan Mangasa, Kabupaten Gowa, yang
merupakan daerah perbatasan Gowa-Makassar.
Setelah naik dari
perahu, maka hanya sekitar seratus meter perjalanan jalan kaki atau naik sepeda
motor, kita sudah tiba di daerah Malengkeri, dekat pintu gerbang perbatasan
Gowa-Makassar dan juga dekat dengan Terminal Malengkeri atau Terminal Tamalate.
Saya memilih opsi menyeberang
sungai, terutama pada pagi hari dan sore hari, karena perjalanan kita terjamin
tidak terganggung kemacetan arus lalu-lintas.
Jika memilih opsi
pertama perjalanan darat melewati Jembatan Kembar, maka hampir pasti kita akan terganggu
kemacetan arus lalu-lintas di beberapa titik, terutama di jalan poros
Pallangga, di jembatan kembar, di perlimaan poros Malino, di Pasar
Sungguminasa, serta di perbatasan Gowa-Makassar, dan di Jalan Sultan Alauddin
Makassar.
Sungai tempat
penyeberangan perahu ketinting yang sering saya lewati, selalu ditumbuhi rombongan
eceng gondok. Tentu saja sangat mengganggu perjalanan perahu ketinting
menyeberang sungai bila jumlah gerombolan eceng gondok sudah sangat berlebihan.
Untuk mengatasi masalah
tersebut, masyarakat setempat, khususnya mereka yang mengelola usaha jasa
penyeberangan perahu ketinting, membuat patok bambu dari bibir sungai di Taeng
hingga bibir sungai di Mangasa.
Patok-patok bambu tersebut
dihubungkan dengan bambo yang diikat satu sama lain dan mengapung di permukaan
air sungai. Bambu-bambu yang mengapung di permukaan sungai itulah yang menjadi
penghalang bagi gerombolan eceng gondok untuk berkeliaran di seluruh permukaan
sungai.
Dengan terhalangnya
gerombolan eceng gondok tersebut, maka perahu ketinting dapat menyeberang
dengan leluasa. Saat menyeberang dengan leluasa itulah, pada Selasa, 16 Oktober
2018, saya dan para penumpang perahu ketinting lainnya dapat menyaksikan
indahnya pemandangan eceng gondok yang sedang berbunga.
Bungan
Berwarna Putih
Melihat pemandangan
yang sangat indah itu, naluri saya sebagai wartawan langsung “memerintahkan”
tangan saya untuk mengeluarkan kamera hape (handphone, telepon genggam) dari
saku celana untuk mengabadikan pemandangan indah tersebut.
Tangan saya harus
bergerak cepat mengabadikan pemandangan indah gerombolan eceng gondok yang
sedang berbunga, karena perjalanan menyeberang sungai sangat singkat. Hanya
sekitar tiga sampai limat menit.
Saya merasa pemandangan
gerombolan eceng gondok yang sedang berbunga, begitu indah, karena biasanya
hanya semacam hamparan gerombolan gondok berwarna hijau tua di permukaan
sungai, tapi kini bunga-bunganya yang secara sepintas lalu tampak berwarna
putih, menjadi penghias dan tampak sangat indah. (asnawin aminuddin)