PENCURIAN TERNAK. Bahtiar Daeng Beta yang sempat kehilangan tiga ekor sapi tetapi sapi-sapi tersebut kemudian ditemukan di kediaman H Jabir Bonto pada 27 Agustus 2018, mengatakan, masyarakat Polongbangkeng Utara sudah sangat resah dengan maraknya kejadian pencurian ternak sapi dan kerbau di Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. (Foto: Hasdar Sikki / PEDOMAN KARYA)
------
Sabtu, 06 Oktober 2018
Pencurian
Ternak Sapi di Takalar Makin Marak
TAKALAR,
(PEDOMAN KARYA).
Peristiwa ditemukannya tiga ekor kerbau curian di rumah pribadi salah seorang pejabat di Kecamatan Polongbangkeng Utara, Takalar, akhir
Agustus silam, tepatnya pada 27 Agustus 2018, seharusnya menjadi titik balik
meredanya kasus pencurian ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Takalar.
Kenyataannya,
kasus pencurian ternak sapi dan kerbau di Butta Panrannuangku justru semakin
marak. Peristiwa pencurian ternak sapi antara lain dialami Jufri Daeng Sila
yang kehilangan satu ekor sapi, dan Matu Daeng Tutu yang kehilangan tiga ekor
sapi.
“Daeng
Tutu kehilangan sapi tadi malam (Jumat malam, 05 Oktober 2018, red). Dia hanya
pemelihara, sapi itu milik Karaeng Lira dan Karaeng Moncong,” ungkap Bahtiar
Daeng Beta, kepada Pedoman Karya, di
kediamannya di Bonto Sunggu, Desa Pa'rappunganta, Kecamatan Polongbangkeng Utara,
Sabtu, 06 Oktober 2018.
Bahtiar
Daeng Beta yang sempat kehilangan tiga ekor kerbau tetapi kerbau-kerbau tersebut
kemudian ditemukan di kediaman salah seorang pejabat pada 27 Agustus 2018, mengatakan,
masyarakat Polongbangkeng Utara sudah sangat resah dengan maraknya kejadian
pencurian ternak sapi dan kerbau.
“Masyarakat
meminta aparat kepolisian serius menangani maraknya kasus pencurian ternak ini.
Kasihan masyarakat. Coba bayangkan kalau masyarakat yang memelihara sapinya
bertahun-tahun, mengurusinya dan menjaganya siang malam, diberi makan minum
pada siang hari, dijaga dan dikandangkan pada malam hari, tapi hanya persoalan
lima menit kami lengah, sapi kami sudah diambil pencuri. Kasihan masyarakat
pemelihara sapi kalau ini tidak diperhatiakan oleh pihak pemerintah dan pihak
keamanan,” tutur Bahtiar.
Enggan Melapor
Informasi yang diperoleh Pedoman Karya, pencurian sapi juga terjadi baru-baru ini di Kelurahan Canrego, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, tetapi kebanyakan warga yang kehilangan sapi atau kerbau enggan melaporkannya ke pihak kepolisian, karena mereka merasa tidak nyaman apabila sudah sampai di kantor polisi dan ditanyai banyak hal terkait kehilangan ternak sapi atau kerbau mereka.
“Banyak orang yang berpikir keras sebelum melapor, karena kalau sudah sampai di kantor polisi, biasanya banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh polisi, sehingga kita seolah-olah menjadi pelaku atau tersangka, padahal kitalah yang kehilangan dan butuh bantuan, tapi kenyataannya justru yang kita yang merasa terpojok, jadi masyarakat enggan melapor, meskipun mereka kehilangan ternak sapi atau kerbau,” papar Bahtiar yang sudah tiga kali kehilangan ternak sapi dan kerbau. (Hasdar Sikki)
Enggan Melapor
Informasi yang diperoleh Pedoman Karya, pencurian sapi juga terjadi baru-baru ini di Kelurahan Canrego, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, tetapi kebanyakan warga yang kehilangan sapi atau kerbau enggan melaporkannya ke pihak kepolisian, karena mereka merasa tidak nyaman apabila sudah sampai di kantor polisi dan ditanyai banyak hal terkait kehilangan ternak sapi atau kerbau mereka.
“Banyak orang yang berpikir keras sebelum melapor, karena kalau sudah sampai di kantor polisi, biasanya banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh polisi, sehingga kita seolah-olah menjadi pelaku atau tersangka, padahal kitalah yang kehilangan dan butuh bantuan, tapi kenyataannya justru yang kita yang merasa terpojok, jadi masyarakat enggan melapor, meskipun mereka kehilangan ternak sapi atau kerbau,” papar Bahtiar yang sudah tiga kali kehilangan ternak sapi dan kerbau. (Hasdar Sikki)