“Saya bukan ahli bahasa, tapi pernahka’ bacaki di internet, bahwa sontoloyo itu sebenarna sebutan bagi orang yang kerjanya menggembala itik atau bebek. Orang Jawa bilang tukang angon bebek,” tutur Daeng Tompo’. (int)
-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 05 November 2018
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Dari
Mana Itu Istilah Sontoloyo?
“Akhir-akhir ini sering
sekaliki’ kurasa mendengar dan membaca kata sontoloyo,” kata Daeng Nappa’
kepada Daeng Tompo’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh.
“Betul, viral sekali
itu di medsos,” timpal Daeng Tompo’.
“Mungkin viralki karena
presiden yang populerkangi,” ujar Daeng Nappa’.
“Mungkin juga,” kata
Daeng Tompo’.
“Apa artinya dan dari
mana sebenarna itu istilah sontoloyo?” tanya Daeng Nappa’.
“Saya bukan ahli
bahasa, tapi pernahka’ bacaki di internet, bahwa sontoloyo itu sebenarna
sebutan bagi orang yang kerjanya menggembala itik atau bebek. Orang Jawa bilang
tukang angon bebek,” tutur Daeng Tompo’.
“Terus kenapa padeng
sekarang sontoloyo diartikan sebagai makian atau umpatan kemarahan?” tanya
Daeng Nappa’.
“Awalnya itu karena
banyak orang jengkel sama sontoloyo,” kata Daeng Tompo’.
“Jengkel bagaimana?”
tanya Daeng Nappa’.
“Sontoloyo itu kan
biasana banyak sekali itik atau bebek nagembala. Terus kalau menyeberangi di
jalan raya, lama sekali baru habis itik atau bebekna menyeberang, jadi
jengkelki orang-orang yang bawa kendaraan karena terlalu lama menunggu,” papar
Daeng Tompo’.
“Jadi,” tukas Daeng
Nappa’.
“Jadi karena
jengkelnami itu, nabilangimi itu penggembala itik atau penggembala bebeka, nabilang
dasar sontoloyo,” jelas Daeng Tompo’.
“Oh, begitu,” gumam
Daeng Nappa’.
“Begitu ceritanya Daeng
Nappa’,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum. (asnawin)
Senin, pagi, 05 November
2018