“Karena merasa ketuanya
dijebak, maka OPD kemudian mengembalikan dana kepada Lembaga Pemuda dan
Olahraga Desa sebesar jumlah yang sama diterimanya tahun lalu,” papar Daeng
Nappa’.
“Jadi siapami itu yang
malu?” tanya Daeng Tompo’.
----
PEDOMAN KARYA
Senin, 26 November 2018
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Jadi
Siapami Itu yang Malu?
“Mauka’ lagi tanyakki’
ini,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop
terminal.
“Apalagi yang mau kita’
tanyakanka’. Bukanji contoh kasus lagi?” tanya Daeng Tompo’.
“Anggapmi contoh kasus.
Begini. Ketua Organisasi Pemuda Desa (OPD) tiba-tiba dilapor ke polisi dan
kemudian dipanggil ke kantor polisi untuk dimintai keterangan, karena diduga
ada penyimpangan dana penyelenggaraan apel dan kemah pemuda desa yang
dilaksanakan tahun lalu oleh OPD,” tutur Daeng Nappa’.
“Dari manakah itu
dananya dan siapa yang melapor ke polisi?” tanya Daeng Tompo’.
“Dananya dari Lembaga Pemuda
dan Olahraga Desa. Tahun lalu, Lembaga Pemuda dan Olahraga Desa meminta kepada OPD
untuk melaksanakan apel dan kemah pemuda desa. Seluruh biaya pelaksanaan
ditanggung oleh Lembaga Pemuda dan Olahraga Desa,” tutur Daeng Nappa’.
“Jadi Lembaga Pemuda dan
Olahraga Desa yang melapor ke polisi?” tanya Daeng Tompo’.
“Bukan. Justru Ketua
Lembaga Pemuda dan Olahraga Desa juga heran kenapa tiba-tiba Ketua OPD dilapor
ke polisi, padahal apel dan kemah pemuda sudah terlaksana dengan baik tahun
lalu dan tidak ada masalah soal penggunaan dananya,” ungkap Daeng Nappa’.
“Jadi bagaimanami
kelanjutan kasusna?” tanya Daeng Tompo’
“Karena merasa ketuanya
dijebak, maka OPD kemudian mengembalikan dana kepada Lembaga Pemuda dan
Olahraga Desa sebesar jumlah yang sama diterimanya tahun lalu,” papar Daeng
Nappa’.
“Jadi siapami itu yang
malu?” tanya Daeng Tompo’.
“Itumi yang mau
kutanyakanki’,” kata Daeng Nappa’ sambil tertawa, tapi Daeng Tompo hanya
tersenyum tipis. (asnawin)
Senin, 26 November 2018